ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, menyampaikan pesan penting mengenai pentingnya penghormatan akan keberagaman dan persaudaraan dalam upaya mewartakan Injil. Ia menegaskan agar umat Katolik, termasuk para imam, dilarang melakukan proselitisme, sebuah upaya untuk mengubah kepercayaan orang lain.
"Mewartakan Injil bukan berarti memaksakan iman kita atau mempertentangkannya dengan iman orang lain," kata Paus Fransisikus saat audiensi bersama para uskup, imam, biarawan-biarawati, dan pelayan gereja di Gereja Katedral Jakarta, Rabu (4/9/2024).
"Selalu (lakukan) dengan sikap penghargaan yang besar dan kasih sayang persaudaraan yang besar untuk semua orang," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paus Fransiskus pun mengutip analogi indah dari Szymborska dalam 'Nulla du-e volte accade' pada La gioia di scriuere, Tutte le poesie (1945-2009), tentang persaudaraan yang ibarat dua tetes air. Ia mengatakan menjadi saudara adalah mengenali perbedaan keduanya sebagaimana dua tetes air yang serupa tapi tak akan pernah identik.
Pada titik itulah ia memuji gereja Indonesia yang telah berlaku inklusif dan terbuka pada segala jenis keragaman.
"Menghidupi persaudaraan berarti mengakui satu sama lain sebagai sederajat dalam perbedaan," ujar dia.
"Nilai ini pun akrab dengan gereja Indonesia dan diperlihatkan lalui keterbukaan yang dengannya kalian semua menunjukkan beragam kenyataan dari dalam dan luar yang dijumpai pada tingkatan budaya, etnik, sosial, dan agama. Secara khusus gereja setempat menghargai sumbangsih dari semua orang dan dengan murah hati menawarkan bantuan dalam segala situasi," imbuhnya.
(bel/azh)