PAN Nilai Pernyataan Ma'ruf 'Semua Mau Jadi Anak Presiden' Bukan Sindiran

1 week ago 17
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Wakil Presiden Ma'ruf Amin kembali mengungkit soal perumpamaan semua orang ingin menjadi anak presiden. Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menilai pernyataan Ma'ruf itu bukan untuk menyindir pihak tertentu.

"Saya memahami bahwa pernyataan Ma'ruf Amin itu lebih pada upaya penjelasan soal iman. Semua orang bebas memeluk dan meyakini agama tertentu. Tidak boleh ada paksaan," kata Saleh kepada wartawan, Minggu (25/8/2024).

Saleh mengatakan pesan yang disampaikan Ma'ruf dalam Muktamar PKB itu sebagai kapasitasnya sebagai wapres dan ulama. Menurutnya, terkandung pesan toleransi dalam pernyataan Ma'ruf itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau ingin mengembangkan toleransi dan harmoni dalam koridor kehidupan kebangsaan. Saya tidak melihat ada sesuatu yang buruk dalam pernyataan beliau," jelasnya.

Lebih lanjut, Saleh memandang pernyataan Ma'ruf soal 'semua ingin jadi anak presiden' hanyalah analogi. Menurutnya, ada batasan-batasan dalam takdir yang sudah ditetapkan.

"Terkait pernyataan semua orang ingin jadi anak presiden, itu hanyalah analogi saja. Secara alamiah, menurut Ma'ruf Amin, semua orang berharap yang terbaik. Namun pada kenyataannya tidak semua pilihan orang dapat terwujud. Ada batasan-batasan tertentu yang sudah ditakdirkan. Manusia hanya menjalani ketentuan yang ada," tuturnya.

Saleh menambahkan bahwa Ma'ruf tidak sedang menyindir pihak tertentu. Dia menilai tidak ada yang salah dengan pernyataan Ma'ruf soal 'semua orang ingin jadi anak presiden' itu.

"Sekali lagi, saya tidak melihat ada yang salah. Wapres pasti tidak sedang menyindir orang tertentu. Wapres murni sedang menerangkan soal hubungan antara ikhtiar, iman, dan takdir," kata Saleh.

"Ustaz-ustaz lain juga sering kasih 'ibroh seperti itu. Tidak masalah kan? Ini mungkin hanya karena yang menyampaikan wapres dalam sambutan di muktamar partai," pungkasnya.

Wakil Presiden yang juga Ketua Dewan Syuro PKB Ma'ruf Amin memberikan arahan dalam penutupan Muktamar PKB ke-VI 2024 di Bali. Ma'ruf kembali mengungkit soal perumpamaan semua orang ingin jadi anak presiden.

Ma'ruf mulanya mengatakan perihal ajaran agama tidak boleh dipaksakan kepada masing-masing individu. Salah satunya, kata dia, mengenai menganut kepercayaan.

"Islam nggak boleh dipaksa-paksa, jadi salah kalau orang mau memaksakan masuk Islam. Nggak ada paksaan dalam agama, agama itu harus dengan sukarela," ujar Ma'ruf dalam sambutannya dalam penutupan Muktamar PKB, Bali, Minggu (25/8).

Simak pernyataan Ma'ruf selengkapnya pada halaman berikut.

Read Entire Article