ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemerintah telah membuka pendaftaran seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 20 Agustus lalu. Seleksi ini dibuka untuk setidaknya 250.407 formasi untuk lulusan baru atau fresh graduate.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, pada awalnya pemerintah menetapkan kuota formasi sebesar 600.000 untuk para lulusan baru ini. Namun yang terserap ternyata hanya sekitar 250.000.
Untuk tahun ini, pemerintah membuka seleksi CPNS untuk 250.407 formasi. Formasi ini terbagi atas porsi untuk instansi pusat sebanyak 114.706 dan instansi daerah sebanyak 135.701.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Presiden (Jokowi) telah memberikan formasi pada tahun ini, sangat besar, 600.000 formasi untuk fresh graduate. Namun, dari 600.000, terakhir ada tinggal 250.000-an," kata Anas, dalam sambutannya di acara ASN Talent Fest 2024 dan Anugerah ASN 2023, Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Padahal, pada tahun ini pemerintah sengaja memberikan porsi untuk fresh graduate lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menjawab komplain dari para lulusan baru karena merasa selama ini seleksi CASN lebih berfokus pada penataan tenaga non-ASN alias honorer.
"Jadi pemerintah sudah menyiapkan formasi, karena kita dikomplain 3 tahun ini, oleh para fresh graduate yang baru lulus. Ini negaranya itu adanya yang diurus honorer, setiap tahun formasi honorer yang disiapkan. Kapan kami talenta-talenta yang baru lulus ini, diberi ruang dan diberi formasi," ujar dia.
"Bapak Presiden kemudian memberikan ruang bagi talenta-talenta terpilih, para auditor yang diperlukan, dengan formasi kurang lebih 600.000. Sayangnya sampai penutupan kemarin, hanya terserap 250.000 formasi. Sebagian masih senang menyelesaikan tenaga non-ASN," sambungnya.
Anas sangat menyayangkan kondisi tersebut. Padahal formasi telah disiapkan dengan baik, namun tidak terselesaikan dan terserap dengan baik. Formasi ini dikhususkan untuk berbagai fokus, pertama ada pelayanan dasar, guru dan dosen, serta tenaga kesehatan.
"Kemudian seoptimal mungkin menyelesaikan permasalahan tenaga non-ASN atau PPPK, merekrut talenta-talenta baru, mengurangi sedapat mungkin rekrutmen jabatan yang terdampak oleh transformasi digital," kata Anas.
"Kami mohon maaf para Sekjen, kalau formasinya tidak kami setujui. Karena formasi yang Bapak khususkan yang tidak kami setujui adalah formasi nanti akan terdisrupsi oleh digital, tapi Bapak tetap khususkan. Nah yang di luar itu baru kami setujui, termasuk mendukung efektivitas kerja di IKN," pungkasnya.
(shc/das)