Mekeng soal Isu Jokowi Jadi Ketua Dewan Pembina Golkar: Bisa Terjadi

1 month ago 21
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Waketum Golkar Melchias Mekeng merespons soal isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi Ketua Dewan Pembina (Wanbin) Partai Golkar. Mekeng mengatakan peluang itu memang ada.

"Peluang kan selalu 50:50, ya kan, tinggal nanti di forum Munas, di komisi-komisi apakah ada yang angkat. Kalau ada yang angkat disepakati komisi, dibawa ke paripurna munas dan disetujui ya bisa terjadi," ujar Mekeng saat dihubungi, Selasa (20/8/2024).

Mekeng mengatakan bahwa hal itu tergantung situasi di Munas Golkar nanti. Dia menyebut gagasan itu bisa saja muncul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ya kita tinggal lihat di lapangan nanti. Ya selama diangkat bisa saja," katanya.

Lebih lanjut, Mekeng mengatakan tak ada komunikasi antara Golkar dengan Jokowi soal isu tersebut. Namun, dia menegaskan Golkar selalu terbuka untuk Jokowi.

"Nggak ada, siapa yang mau komunikasi. Kita terbuka selalu, kalau sepakati di Munas ya bisa terjadi," ujarnya.

Kata Golkar

Waketum Golkar sekaligus Ketua Steering Committee Munas Golkar Adies Kadir awalnya menjelaskan bahwa AD/ART sangat memungkinkan berubah dalam kegiatan Munas yang digelar 5 tahun sekali.

"Sangat memungkinkan, perubahan AD/ART itu adanya di dalam Munas. Jadi setiap 5 tahun itu perubahan itu ada di dalam AD/ART. Jadi sangat memungkinkan untuk terjadi perubahan AD/ART tersebut," kata Adies di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8).

Perubahan juga sekaligus terkait keanggotaan Dewan Pembina Golkar. Menurut Adies, AD/ART terkait dewan pembina itu tidak diatur secara eksplisit. Adies menjelaskan kebiasaan terdahulu, dewan pembina Golkar selalu diisi oleh para senior di partai.

"Kalau dewan pembina ini biasanya adalah kader-kader Partai Golkar yang sudah senior biasanya begitu memang tidak ada eksplisit dalam AD/ART itu apakah boleh orang luar atau tidak, itu tidak ada. Tetapi kebiasaan di Partai Golkar dari zaman dahulu sampai sekarang yang namanya dewan pembina, yang dewan pertimbangan, yang namanya dewan penasehat, dewan pakar, itu ada pada senior-senior Partai Golkar sendiri," katanya.

Adies lalu menanggapi munculnya isu Jokowi disebut-sebut akan menjadi Ketua Wanbin Golkar. Menurutnya, hal itu boleh-boleh saja, namun sampai saat ini di internal Golkar tidak ada yang mengusulkan nama Jokowi jadi Ketua Wanbin.

"Kalau tidak ada dalam AD/ART sebenarnya sih boleh-boleh aja tapi sampai saat ini di arena rapimnas dan memasuki munas nama-nama tersebut sama beliau belum beredar, belum ada sampai detik ini, belum ada kedengaran. Belum ada satu pun pembahasan dan yang mengusulkan belum ada sampai detik ini," ujarnya.

(azh/jbr)

Read Entire Article