ARTICLE AD BOX
St Petersburg -
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak ilmuwan Rusia lewat St Petersburg State University untuk bersama-sama melakukan riset laut dalam. Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini mengatakan Indonesia telah menemukan lima gunung berapi di bawah laut dan butuh bantuan dalam riset lebih lanjut.
Hal tersebut disampaikan Megawati saat bertemu dengan Rektor St Petersburg State University, Nikolay Kropachev, dan pimpinan kampus lain di St Petersburg, Rusia, Senin (16/9/2024). Megawati awalnya bertanya apakah Rusia dapat membantu riset terkait gunung api bawah laut di Indonesia.
Dia mengatakan riset gunung api bawah laut sangat diperlukan. Salah satunya untuk keperluan mitigasi bencana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di laut kami sudah ditemukan lima gunung api di bawah laut dan masih aktif. Apakah dari sisi Rusia, melalui universitas, apakah kampus Rusia memiliki hal membantu untuk menghitung gunung ini kapan meletusnya? Kami butuh keilmuan mengenai itu," kata Megawati.
Kropachev meminta jajarannya untuk langsung mengontak ilmuwan yang sesuai dengan bidang yang dimaksud Megawati. Dia mengatakan Rusia juga memiliki gunung api bawah laut di dekat perbatasan dengan laut Jepang.
Kembali ke Megawati, dia mengatakan Rusia sudah mengirim manusia ke luar angkasa. Sehingga, Ketua Umum PDIP ini meyakini Rusia dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk riset laut dalam dan gunung berapi bawah laut.
"Saya pikir, kalau Rusia bisa kirim Yuri Gagarin ke ruang angkasa, bukan tak mungkin Rusia bisa memasuki lautan ribuan kilometer dalamnya. Makanya saya tawarkan nanti bisa dibahas lebih lanjut. Kalau bisa, saya akan tandatangani hal tersebut," kata Megawati.
Putri Proklamator RI Sukarno itu menyebut penelitian gunung berapi bawah laut sangat penting. Dia kemudian bercerita letusan Gunung Krakatau di masa lalu yang membuat dunia diselimuti abu vulkanik berbulan-bulan.
"Kalau bisa ada ilmu soal ini. Saya tak bisa bayangkan kalau gunung api bawah laut ini meletus, bagaimana dampaknya ke lingkungan. Mungkin Rusia dengan begitu banyak keilmuannya, bisa membantu," kata Megawati.
Megawati, yang juga menjabat Ketua Dewan Pengarah BPIP ini, turut mengajak St Petersburg State University bekerja sama dalam bidang lingkungan. Dia mengatakan isu global warming sangat penting untuk diteliti lebih lanjut demi mencari solusi untuk menghadapi perubahan iklim.
"Apakah di sini ada penelitian soal itu. Karena kami terpengaruhi juga. Kalah di kutub utara sekarang sudah terjadi pencairan tapi esnya terpotong-terpotong. Di Indonesia lautnya luas. Kami dilingkupi arus panas dan arus dingin tentu ada pengaruhnya dari pencairan," ujarnya.
Kropachev pun siap menjalin kerja sama dengan Indonesia terkait riset tersebut. Dia menegaskan St Petersburg University siap bekerja sama dalam bidang apapun.
"Terima kasih banyak, universitas kami menempati nomor satu di Rusia yang menyelidiki artik dan antartik," ujar Kropachev yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh penerjemah.
Dia juga mengatakan kampusnya siap bekerja sama dalam riset gunung api bawah laut. Dia menyatakan ilmuwan di Rusia juga telah meneliti tentang gunung api bawah laut yang ada di Rusia sehingga siap untuk bekerja sama dengan Indonesia.
"Jadi tema ini diselidiki di Rusia dan ada ahlinya. Jadi kami di sini siap membentuk tim, dari kampus ini dan daerah Rusia lain, untuk meneliti gunung berapa bawah laut dengan Indonesia," kata Kropachev.
(haf/dwia)