ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Azhar Jaya, tak membantah jika salah satu faktor kematian 'dr ARL' residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro (FK Undip) lantaran perundungan. Ia menegaskan jika kasus itu tak perlu ditutup-tutupi.
"Kalau buat saya memang terjadi ini (perundungan) dan kita, menurut saya, kita nggak usah tutup-tutupin lagi, memang kejadian itu ada. Siapa yang bisa membantah, nggak ada, nggak bisa membantah," ujar Azhar di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024).
Azhar mengatakan peristiwa seperti ini juga terjadi di rumah sakit yang lain. Pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan pihak Polda Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya kejadian itu ada. Bullying nggak hanya di Karyadi, tapi rumah sakit rumah sakit yang lain banyak," ungkap Azhar.
"Saya rasa bagian tim hukum kami sudah berkoordinasi dengan pihak Polda Jawa Tengah," tambahnya.
Pernyataan Menkes
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan pihaknya telah mendapat bukti perundungan atau bullying di balik meninggalnya dokter ARL yang merupakan residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip). Dia mengatakan bukti-bukti perundungan itu sudah lengkap.
"Kita sudah dapat semua WA-nya, catatannya, semua rekamannya. Itu kan para PPDS itu dipanggil, kemudian diarahkan, diintimidasi, harus begini-begini," kata Budi Gunadi di RSUP Dr Sardjito, seperti dilansir detikJogja, Rabu (28/8).
Budi Gunadi tidak menjelaskan secara detail apa isi rekaman itu. Dia menegaskan bukti-bukti perundungan itu sudah diserahkan ke polisi. Budi mengaku ingin menghapuskan bullying di dunia pendidikan kedokteran.
"Kan dapat juga kita rekamannya itu sudah ada semua. Jadi udah gamblang," ujarnya.
"(Hasil investigasi) Sudah kita berikan ke polisi," kata Budi Gunadi.
Diketahui, seorang dokter yang merupakan mahasiswi PPDS Prodi Anestesi Undip ditemukan meninggal di kamar kos. Dia diduga meninggal setelah dengan menyuntikkan obat yang diduga dipicu bullying para seniornya.
(dwr/maa)