ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merespons terkait kereta cepat tanpa rel disebut sebagai bus alih-alih kereta. Kereta tanpa rel atau autonomous rail rapid transit baru beroperasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan banyak yang menyebut ART atau trem otonom disebut bus lantaran menggunakan roda ban dan tanpa rel. Risal menyebut kereta menggunakan roda ban ini sudah pernah diterapkan sebelumnya.
"Terbaru ada ART, ini sudah beroperasi di IKN, suatu kereta yang beroperasi tanpa rel. Yang kemarin agak cukup ramai tuh. Ini bukan kereta, ni bus, banyak lah gitu ya," kata Risal dalam acara HubTalks, Hub Space 2024, JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2024)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengakui memang kereta tanpa rel di IKN menggunakan ban dan beroperasi tanpa rel. Sebagai gantinya, rel kereta itu menggunakan magnet atau markah.
Meski menggunakan ban, dia bilang trem otonom itu termasuk kereta. Dia bilang trem otonom itu panjangnya melebihi bus, mempunyai dua kabin, dan dioperasikan dengan menggunakan sinyal.
"Ini yang dipasang di IKN namanya ART, Autonomous Rapid Transit, mereka pakai ban. Tidak pakai rel, tapi pakai ban. Relnya diganti oleh dengan magnet atau dengan markah. Mereka kereta, memiliki dua kabin, memiliki panjang lebih daripada bus, dan menggunakan sinyal," jelasnya.
Kereta dengan ban ini pernah digunakan sebelumnya, yakni pada kereta Bandara dan kereta monorel. Dia menyebut penggunaan kereta tanpa rel ini tidak membutuhkan anggaran banyak dan dapat meminta besaran markahnya.
"Ada kereta Bandara itu menggunakan APMS. APMS, Automatic People Mover. Dia pakai ban karet, nggak pakai rel. Sama kok, artinya, sudah lebih dulu. Ada satu lagi, kereta monorel. Keluarga monorel, juga pakai ban karet, artinya, tidak semua kereta pakai ban, dan regulasi kita, sudah menerima itu," terangnya.
Dia menjelaskan pihaknya akan terus mencari dan meriset terkait teknologi perkembangan di sektor perkeretaapian. Pihaknya pun berkomitmen untuk menerapkan sistem kereta yang ramah lingkungan, efektif, efesien.
"Ke depan juga kami mencari sistem kereta api model kereta api yang ramah lingkungan, efektif, efisien. Nanti juga mungkin ada beberapa kereta-kereta gantung yang akan kita pakai," terangnya.
Lanjut halaman berikutnya.