ARTICLE AD BOX
Sebanyak lima kapal dari Indonesia akan menerobos blokade Israel untuk membawa bantuan ke Gaza. Lima kapal itu dinamai dengan nama-nama pahlawan, yaitu kapal Sukarno, Malahayati, Hasanuddin, Diponegoro, dan Pati Unus. Kapal-kapal ini akan berangkat dari Tunisia dalam agenda Global Sumud Flotilla.
Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) Muhammad Husein mengatakan, sedianya kapal-kapal itu akan berlayar pada Kamis 4 September 2025. Namun, karena kendala teknis seperti masalah cuaca, keberangkatan kapal tersebut diundur menjadi Minggu 7 September 2025. IGPC merupakan aliansi lembaga kemanusiaan Indonesia.
"Agenda hari ini sebetulnya yang harus dijadwalkan adalah keberangkatan kapal-kapal kemanusiaan. Namun karena ada beberapa keterlambatan di Pelabuhan Barcelona, jadi kita mungkin hari ini press conference saja, kemudian juga ada kunjungan ke museum buat para delegasi. Dan, terkait fixed, schedule fixed-nya untuk keberangkatan, akhirnya kita undur sampai tanggal 7 September, hari Minggu Ahad," kata Husein saat ditemui kumparan di Golf Hotel, Tunisia, Kamis (4/9).
Menurut Husein, ada sekitar 33 relawan yang akan naik kapal tersebut. Mereka, kata Husein berasal dari berbagai latar belakang termasuk non government organization (NGO), jurnalis, tenaga kesehatan, maupun influencer.
Menurut Husein, mereka yang naik kapal juga dilarang membawa benda tajam atau bahkan senjata. Sebab, kata dia, gerakan ini adalah gerakan damai yang tujuannya untuk membawakan bantuan kepada warga Gaza. Mereka yang ikut pelayaran pun sudah diberikan pelatihan supaya tetap fokus dan solid mengikuti instruksi dan petunjuk kapten kapal masing-masing.
"Di antara protokol terpenting adalah kita berusaha untuk menunjukkan gestur ya, dalam hal misalnya kita ditangkap atau diserbu, kita tidak boleh sembarang meletakkan tangan kita, ya, karena kalau kita mau mengambil apa pun dari kantong kita misalnya, meskipun hanya sekadar paspor, ya atau apa pun itu, itu akan dijadikan justifikasi oleh IDF untuk untuk melakukan penyerangan," katanya.
Selain mendobrak blokade Gaza, kata Husein, kapal-kapal ini akan membuka koridor kemanusiaan. Sebab, kata dia, jalur laut adalah satu-satunya jalur yang masih memungkinkan untuk bisa menyalurkan bantuan logistik untuk warga Gaza.
"Kalau lancar itu ya tujuh sampai delapan hari (perjalanan) mungkin. Kalau berangkat tanggal 7 ya tanggal 14 atau 15 itu sudah sampai sana," ujar dia.
Menurut Husein, persiapannya Global Sumud Flotilla memang mendadak. Katanya, Global Summit Flotilla ini baru dicetuskan tanggal 22 Juni yang lalu di Tunisia.
"Kurang lebih tiga bulanlah persiapannya. Karena memang mereka ini pergerakan-pergerakan yang sudah memiliki basis yang kuat di beberapa tempat, terutama di Spanyol, Italia. Dan juga dan sekali lagi, mereka juga punya punya pengalaman mengadakan seperti ini meskipun dalam skala yang lebih kecil, ya," pungkasnya.
Global Sumud Flotilla merupakan misi kemanusiaan yang melibatkan lebih 44 negara yang bertujuan menembus blokade Gaza dan mengirimkan bantuan kemanusiaan, dengan konvoi pertama berangkat dari Barcelona, Spanyol pada 31 Agustus 2025. Ada lebih dari 50 kapal dari seluruh dunia yang akan ikut Menerobos Blokade Gaza.