ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Eks pegawai KPK Giri Suprapdiono menjadi salah satu peserta tes asesmen calon pimpinan (capim) KPK. Giri mengatakan salah satu tes yang diuji berkaitan dengan masalah yang terjadi di KPK saat ini.
"Tesnya ini yang ketiga kali saya ikut capim KPK, memang di tiap seleksi itu ada kemiripan dan ada yang berbeda. Tapi yang jelas yang membedakan situasi KPK saat ini berbeda sekali. Di studi kasusnya kami menjelaskan situasi KPK saat ini dan bagaimana kita menyikapinya," kata Giri di Gedung Pusdiklat Setneg, Jakarta Selatan, Rabu (29/8/2024).
Giri diketahui pernah menjabat sebagai Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK. Karirnya di KPK kemudian tamat pada 2019 saat ia dinyatakan tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di era kepemimpinan Firli Bahuri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Giri mengatakan tes asesmen hari ini juga menguji para peserta dalam menghadapi tekanan politik jika terpilih menjadi pimpinan KPK. Dia menilai tes tersebut relevan untuk menguji integritas para calon pimpinan lembaga antirasuah tersebut.
"Temasuk visi misi dan strateginya segala macam sehingga kepercayaan kepada KPK bisa kembali. Termasuk di mana kita menghadapi tekanan politik kemudian bagaimana kita menghadapi konflik kepentingan, terkait dengan itu. Ya saya pikir soalnya bagus dan bisa mengukur seseorang, integritas seseorang," kata Giri.
"Semoga memang pansel nanti memilih orang-orang yang bisa menjaga independensi, menjaga imparsialitas, dan kuat menghadapi tekanan. Karna kalau tidak mampu, maka yang terjadi di KPK, pelemahan KPK yang terjadi akhir-akhir ini sebagai akibat dari ketidakmampuan memanajemen, tekanan politik dan konflik kepentingan itu," sambungnya.
Giri juga menyinggung persoalan yang terjadi di tubuh KPK saat ini. Menurutnya, harus ada perombakan besar yang terjadi di institusi KPK.
"Jadi SDM ini perlu di-overhaul karna banyak oknum-oknum, itu tidak boleh terjadi, harus dibersihkan itu. Jadi layaknya kanker, harus selesai itu, harus dikemoterapi dulu. Itu yang harus dilakukan," jelasnya.
Dia juga berjanji untuk menaikkan indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia ke angka lebih baik jika nantinya terpilih sebagai pimpinan KPK.
"Jadi salah satu yang saya usulkan adalah indeks persepsi KPK meningkat lagi, reborn. Karena Malaysia bisa melakukan itu di zaman Mahathir naik 6 poin dan terpuruk di zamannya Najib," ujarnya.
Lebih lanjut Giri juga menyambut terbuka para peserta capim KPK diisi oleh pejabat yang telah banyak dikenal publik. Dia berharap sosok terbaik yang akhirnya bisa terpilih sebagai pimpinan KPK periode berikutnya.
"Saya pikir orang-orang senior yang dulu mendirikan KPK pun sampai turun, artinya KPK perlu diselamatkan. Jadi orang-orang yang bergabung ini adalah orang-orang yang KPK butuh mereka, bukan kita butuh KPK. Artinya kita harus menyelamatkan KPK-nya," tutur Giri.
Seleksi calon pimpinan dan calon anggota Dewas KPK saat ini telah memasuki tahapan tes asesmen. Tes tersebut masing-masing diikuti oleh 40 peserta calon pimpinan KPK dan calon anggota Dewas KPK.
(ygs/yld)