Ibu Korban Semanggi: Anak-anak '98 di DPR Mesti Pertahankan Reformasi

2 weeks ago 23
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Ibu dari korban Tragedi Semanggi I Bernardinus Realino Norma Irmawan alias Wawan, Maria Catarina Sumarsih, berharap aktivis '98 yang kini menjabat sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mempertahankan reformasi dan demokrasi. Sumarsih mengatakan para legislator yang berlatarbelakang aktivis harus mengingat perjuangan mereka pada 1998 silam.

Hal itu disampaikan Sumarsih dalam Aksi Kamisan ke-828 hari ini di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat hari ini, Kamis (22/8/2024). Sumarsih serta peserta Aksi Kamisan lainnya kompak mengenakan pakaian serba hitam.

"Ya konstitusi itu kan memang dimanipulasi. Ini masih menjadi pertarungan. Semoga di DPR itu bener-bener menjadi wakil rakyat," ucap Sumarsih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang di sana banyak anak-anak (aktivis) '98. Yang mestinya anak-anak '98 yang ada di DPR itu mempertahankan reformasi dan demokrasi yang diperjuangkan pada tahun '98," sambung Sumarsih.

Dia menyebut putusan MK yang sempat diintervensi DPR merupakan bentuk rekayasa hukum yang dilakukan oleh lembaga yudikatif. Melansir dari akun Instagram @aksikamisan, tema yang diangkat hari ini adalah 'Pembangunan Tidak Berarti tanpa Keadilan Bagi Masyarakat'.

"Jadi jangan jadikan partai politik itu sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan. Jangan jadikan partai politik itu menjadi sumber korupsi, kolusi, dan nepotisme," pungkas Sumarsih.

Sebelumnya diberitakan Aksi Kamisan ke-828 digelar dalam rangka solidaritas aksi unjuk rasa mengawal putusan MK terkait putusan UU Pilkada yang dilakukan oleh buruh dan mahasiswa di depan gedung DPR. Peserta aksi mengenakan busana serba hitam dan membentuk lingkaran besar.

Sebagian duduk di atas aspal, sisanya berdiri mengelilingi massa yang duduk. Mereka tampak membawa sejumlah poster hingga spanduk menyuarakan pendapatnya.

"Telah mati demokrasi," tulisan dalam poster yang dibawa peserta aksi.

"Sudahlah Pak, Kita Sudah Muak #Tolak_Politik_Dinasti," tertulis dalam spanduk berukuran besar.

Selain Sumarsih, beberapa wajah familiar ditemukan di tengah-tengah peserta aksi yakni Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid hingga aktor Reza Rahadian hadir di antara peserta aksi.

Simak pernyataan pimpinan DPR soal keputusan MK acuan Pilkada 2024 di halaman berikutnya.

Read Entire Article