ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Ribuan driver ojek online (ojol) menggelar aksi demonstrasi di Kawasan Patung Kuda, Monumen Nasional, Jakarta, pada Kamis (29/8/2024) kemarin. Namun ada peristiwa lain yang turut menyertai demo ini, yakni aksi sweeping yang dilakukan oleh para pendemo.
Para driver yang mengikuti aksi justru mencegat dan mengerubungi rekan sesama ojol yang mengambil order dan melintas di lokasi aksi untuk diajak ikut memberi dukungan. Aksi sweeping itu terjadi di sekitar kawasan Patung Kuda, termasuk Jalan Medan Merdeka Selatan.
Setelah disetop, para massa aksi mengajak driver tersebut untuk turut serta dalam aksi. Apabila tidak memungkinkan, mereka memintanya untuk melepas atau membalik atribut jaketnya. Hal ini diyakini sebagai salah satu bentuk solidaritas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom mengadakan polling untuk mengetahui respons masyarakat terkait aksi tersebut. Polling ini digelar sejak Kamis (29/8) kemarin dan ditutup pada siang ini, Jumat (30/8), tepat pada pukul 15.30.
Hasilnya, total ada sebanyak 36 pembaca detikcom yang mengikuti polling. Dari jumlah tersebut, 8 pembaca berpandangan aksi yang dilakukan para ojol perlu (pro) dilakukan, sedangkan sisanya sebanyak 28 pembaca merasa tidak perlu (kontra).
Pembaca yang pro menilai, aksi sweeping ini merupakan bentuk solidaritas, apalagi mengingat demo dilakukan untuk kepentingan bersama. Dengan demikian, menurut sejumlah pembaca, langkah membalik atribut bisa menjadi salah satu dukungan meski tidak ikut demo.
"Perlu lah... Bayangin temen kerja lu leha-leha, santai-santai, malah dapet bonus. Sementara lu yang kerja capek-capek nggak dianggap," tulis akun bernama Tri Wahyudi.
"Sebagai aksi dukungan, untuk kebaikan bersama jika berhasil, jangan cuma mau hasilnya aja," tulis akun bernama NN Ajaa.
Sementara itu, para pembaca yang merasa aksi sweeping tidak perlu alias kontra beralasan bahwa aksi tersebut malah membuat jalanan macet. Ada juga pembaca yang menilai bahwa ikut berdemo ataupun tidak merupakan hak setiap orang yang perlu dihargai.
"Tidak perlu. Bikin macet aja ckck," tulis akun bernama Ujang makcibe.
"Setiap orang berhak atas pendapatnya sendiri. Ojol adalah salah satu contoh persaingan terbuka. Customer juga bebas memilih fasilitas dan harga terbaik. Ini baru di antara kita. Belum kita melawan SDM luar negeri," tulis akun bernama Ndeso Ra Mutu.
"Cukup perwakilan aja, yang mau demo demo aja, yang mau nyari rejeki hari ini narik aja tapi atribut jangan dipakai," tulis akun Bernama Mandiri Frozen.
(shc/das)