ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kondisi seseorang kesulitan terbangun dari tidurnya, merasa tidak bisa bergerak dan seolah ada yang menghalangi kerap disebut dengan 'ketindihan'. Kepercayaan sejumlah orang yang berkaitan dengan mistis ini sebetulnya bisa dijelaskan secara ilmiah. Dalam medis disebut sleep paralysis.
Saat hal ini terjadi, seseorang memang sulit menggerakkan lengan, kaki, tubuh, sampai kepala. Bisa bernapas dan berpikir tetapi sangat sulit untuk berbicara. Dalam beberapa kasus, kejadian terjadi selama beberapa detik dan hitungan menit sampai akhirnya kondisi kembali normal.
Ini menggambarkan episode sleep paralysis yang umum. Ini adalah gangguan tidur umum yang diklasifikasikan sebagai 'parasomnia'. Episode-episode tersebut dapat menyebabkan seseorang merasa sangat cemas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sleep paralysis terjadi ketika garis antara tidur dan terjaga menjadi kabur. Biasanya, otak melumpuhkan banyak otot selama fase tidur rapid eye movement, atau tidur REM. Kelumpuhan ini disebut atonia.
"Anda mungkin mengalami kelumpuhan tidur jika atonia bertahan saat bangun dari tidur REM, hal itu juga dapat terjadi jika beralih dengan cepat dari terjaga ke tidur REM," jelas para peneliti dalam jurnal National Institute Health.
Sleep paralysis juga bisa terjadi bersamaan dengan halusinasi. Seseorang mungkin membayangkan melihat atau mendengar sesuatu, hingga bahkan berpikir bahwa orang lain atau sesuatu ada di dalam ruangan bersamanya.
Mitos di Jepang dan Negara Lain
Di berbagai budaya, sensasi aneh sleep paralysis atau bak lumpuh saat tidur juga dianggap dengan hal-hal mistis. Pada 1664, seorang dokter Belanda menerbitkan riwayat kasus seorang wanita yang mengalami kelumpuhan tidur.
"Iblis menindihnya dan menindihnya," tulisnya.
Sementara di Jepang, sleep paralysis disebut 'kanashibari'. Istilah ini berakar pada agama Buddha, dahulu kala diyakini bahwa para biksu Buddha dapat menggunakan sihir untuk melumpuhkan orang lain.
Sementara pada Newfoundland, kelumpuhan tidur disebut sebagai serangan "Old Hag."
Tidak jauh berbeda, sejumlah orang di China juga menganggap kelumpuhan tidur adalah fenomena 'ketindihan' hantu. Bahkan, sebuah studi baru melaporkan orang-orang di Meksiko mengatakan kelumpuhan tidur terasa seperti 'mayat memanjat seseorang'.
Perlu dicatat, ada beberapa penyebab seseorang mengalami fenomena ini. Faktor utama adalah kurang tidur, faktor lainnya berkaitan dengan stres dan kram kaki saat tidur.
Meski begitu, sleep paralysis secara umum hanya memicu masalah ringan, sejauh ini tidak ada komplikasi medis yang dilaporkan karenanya.
(naf/naf)