ARTICLE AD BOX
Jakarta -
BNPT RI menggelar Hari Peringatan dan Penghormatan Internasional untuk Para Korban Terorisme atau International Day of Remembrance of and Tribute to the Victims of Terrorism tahun 2024. Peringatan ini berkolaborasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan The United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).
Peringatan yang bertajuk "Voice for Peace: Victims of Terrorism as Peace Advocates and Educators" itu digelar di Museum Nasional Penanggulangan Terorisme Adhi Pradhana Sentul pada Rabu (21/8). Tema yang diangkat yakni merefleksikan kekuatan transformatif dari suara korban dalam membangun perdamaian.
"Tahun ini mengambil tema "Voices for Peace: Victims of Terrorism as Peace Advocates and Educators". Tema ini dipilih oleh PBB, untuk merefleksikan kekuatan transformatif dari suara korban dalam membangun perdamaian, dan berkontribusi pada masyarakat yang lebih tangguh," kata Kepala BNPT RI Komjen Mohammed Rycko Amelza Dahniel dalam sambutannya, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima pada Kamis (22/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, suara korban memiliki kekuatan untuk menggugah kesadaran dan memupuk harapan baru.
"Suara korban adalah credible voices, suara mereka dapat menggugah kesadaran dan memupuk harapan baru," kata Rycko.
Selaras dengan Kepala BNPT, Ketua LPSK Brigjen Pol (Purn) Achmadi menyampaikan harapannya untuk terus menjaga kedamaian.
"Semoga kita sama-sama bisa terus menjaga kedamaian," harapnya.
Sementara itu, United Nations Resident Coordinator (UNRC) untuk Republik Indonesia, H.E. Gita Sabharwal menyampaikan bahwa inti dari peringatan ini adalah kehadiran korban terorisme yang sekaligus menjadi simbol kesiapan bersama untuk mendorong ketahanan ideologi.
"Suara dan pengalaman anda adalah inti dari peringatan ini. Kehadiran anda menggarisbawahi komitmen bersama kita untuk mendorong perdamaian dan ketahanan dunia," ujarnya.
Menurutnya, BNPT RI merupakan contoh kehadiran negara dalam menghormati dan mengenang para korban dan penyintas terorisme, serta mendukung pemulihan.
Peringatan berlangsung khidmat dan dihadiri 60 peserta dari Kementerian/Lembaga terkait, beberapa perwakilan kedutaan besar negara-negara sahabat, organisasi internasional, organisasi masyarakat sipil, dan kelompok korban aksi terorisme.
Acara peringatan ini diawali dengan Aksi Hening Suara (moment of silence) selama dua menit di seluruh Indonesia dan diikuti aksi simbolis peletakan bunga pada Prasasti Korban Aksi Terorisme di Indonesia yang terdapat di museum hingga diakhiri dengan penyerahan secara simbolis kompensasi kepada perwakilan korban sebesar dua ratus jutaan rupiah.
(idh/dhn)