ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden Ghana Nana Addo Dankwa Akufo-Addo di Ruang Casablanca, Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali. Keduanya membahas upaya memperkuat hubungan bilateral.
"Selamat datang di Indonesia, dan terima kasih atas kehadiran Yang Mulia. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Ghana telah terjalin selama 65 tahun, dan kita perlu terus memperkuatnya, terutama dalam tiga sektor kerja sama utama," ujar Jokowi dalam keterangannya Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Senin (2/9/2024).
Jokowi menyoroti kerja sama di bidang kesehatan. Jokowi menyambut baik kolaborasi antara Bio Farma Indonesia dan Atlantic Lab Science Ghana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berharap kerja sama ini dapat mendorong produksi vaksin lokal di Ghana dan mendukung program vaksinasi di negara-negara Afrika lainnya," ungkap Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga minta dukungan dari Akufo-Addo terkait penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang pengawasan pangan dan obat-obatan antara otoritas pengawas kedua negara. Presiden berharap MoU tersebut dapat memperkuat sinergi di sektor farmasi Indonesia-Ghana.
Kedua, Jokowi mengusulkan pengembangan kerja sama di sektor energi, terutama dalam eksplorasi minyak dan gas. Jokowi menyebut Indonesia dan Ghana harus mengeksplorasi kerja sama di bidang minyak dan gas, termasuk pendirian kilang minyak di Ghana yang melibatkan Indonesia.
"Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan memenuhi kebutuhan energi di Ghana," katanya.
Selanjutnya, Jokowi kembali menekankan pentingnya kerja sama di bidang pembangunan. Menurut Jokowi, kerja sama tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan Ghana.
"Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan Ghana dalam program-program yang sesuai dengan kebutuhan Ghana melalui mekanisme Indonesia Aid termasuk dukungan teknis, beasiswa, dan pelatihan vokasional," tutur Presiden.
Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut diantaranya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
(isa/dhn)