ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Usai mengabdi dari pekerjaannya di salah satu perusahaan pelayanan bongkar muat peti kemas di wilayah Jakarta Utara, Agus Karsanto yang kini berusia 62 tahun telah menjalani masa pensiunnya. Ia merasa sangat tenang dan bersyukur telah menjadi peserta dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini karena ia telah merasakannya sendiri Program JKN sangat membantu biaya kesehatan untuk ia, istri serta anaknya.
"Saya dulunya bekerja di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dan sudah pensiun sejak tahun 2018. Saya sangat bersyukur telah menjadi peserta JKN sejak saat bekerja, dan waktu pensiun juga saya langsung daftar sebagai peserta mandiri. Karena menurut saya memiliki jaminan kesehatan sangat penting. Istri saya pada tahun 2019 sudah memanfaatkannya untuk persalinan. Dan keuntungannya, anak saya sudah langsung didaftarkan menjadi peserta JKN. Sehingga begitu kami membawa pulang ke rumah, ia telah memiliki akta kelahiran juga jaminan kesehatan," beber Agus dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (3/9/2024).
Agus mengungkapkan meskipun istrinya bersalin dijamin oleh BPJS Kesehatan, tidak ada perbedaan layanan dari petugas medis. Ia merasa istri dan anaknya dilayani dengan sangat baik. Tak hanya istrinya yang telah merasakan manfaat menjadi peserta JKN, Agus sendiri juga telah merasakan manfaat yang lebih besar dari Program JKN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling saya rasakan sendiri adalah ketika saya menggunakan JKN pada Januari tahun 2023 lalu. Saya dilarikan ke UGD (Unit Gawat Darurat) lalu dirawat di ruang ICCU (Intensive Coronary Care Unit) karena ada pembengkakan jantung saat itu dan dirawat selama 4 hari di Rumah Sakit Koja," ujar Agus.
Pada Juli 2023 ia kembali harus ke rumah sakit karena ada penyumbatan di pembuluh darah jantungnya. Saat itu dilakukan tindakan kateterisasi jantung, akan tetapi karena penyumbatannya sudah 100% sehingga pembuluh darahnya tidak bisa dikembangkan lagi. Selanjutnya ia dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita dan dijadwalkan tindakan bypass jantung pada bulan Januari 2024.
"Ketika diharuskan melakukan operasi bypass jantung, saya tidak ada ketakutan terutama masalah biaya. Karena saya sudah paham setelah mendengar cerita-cerita dari teman saya yang telah dioperasi dan tindakan medis lain menggunakan JKN, tanpa biaya sepeserpun. Saat dirawat itu ada teman sekamar yang bukan pasien JKN, saat kontrol kita bertemu, dan ia bercerita bahwa ia menghabiskan kurang lebih 500 juta saat operasi kemarin, dan itu belum termasuk kontrol rutin ke dokter. Jadi saya sangat bersyukur sudah menjadi peserta JKN," ungkap Agus.
Setelah mendengar cerita tersebut ia bersyukur karena tidak mengeluarkan biaya sepeser pun untuk tindakan operasi. Ia hanya mengeluarkan biaya untuk ongkos, makan dan kebutuhan pribadi lainnya. Menurutnya BPJS Kesehatan sangat luar biasa karena tidak ada limit atau batasan atas biaya pelayanan kesehatan. Ia merasa sangat aman dan tenang karena mempunyai perlindungan kesehatan yang dapat digunakan kapanpun dan dimanapun untuknya dan keluarga.
"Harapan saya untuk BPJS Kesehatan adalah utamanya pemerataan sarana dan prasarana yang ada di fasilitas kesehatan yang ada di setiap daerah. Agar peserta JKN yang ada di luar kota pun juga mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama. Selain saat ini pelayanan JKN sudah sangat mudah diakses, saya juga sudah merasa pelayanan di rumah sakit milik pemerintah itu sudah cukup bagus pelayanan kesehatannya serta sarana dan prasaranannya juga sudah memadai," tutup Agus.
(prf/ega)