ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Sorakan berupa yel 'Viva Il Papa' ramai diserukan dalam rangka menyambut Paus Fransiskus. Seperti yang ramai diserukan oleh umat Katolik saat sosok pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia itu melakukan kunjungan selama di Indonesia.
Pantauan detikcom, Kamis (6/9/2024), Paus Fransiskus tiba di SUGBK sekitar pukul 16.27 WIB. Saat Paus Fransiskus mulai memasuki area SUGBK, puluhan ribu jemaat langsung menyanyikan yel-yel 'Viva Il Papa'.
"Viva Il Papa.. Viva Il Papa.. Viva Papa Franseco. Welcome to Indonesia Papa Franseco, Bienveindo Papa Franseco," bunyi yel-yel yang dipekikan puluhan ribu umat di Stadion Gelora Bung Karno.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seruan berupa ungkapan 'Viva Il Papa' ini kerap kali disorakkan oleh umat Katolik dan ditujukan untuk menyambut Paus dan sebagai bentuk penghormatan atas kehadirannya. Namun apa arti dari 'Viva Il Papa' itu?
Apa Arti Viva Il Papa?
Istilah 'Viva Il Papa' sendiri berasal dari bahasa Italia. Mengutip dari MyMemory, jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris, 'Viva Il Papa' artinya 'Long Live the Pope'. Sehingga dalam bahasa Indonesia, istilah 'Viva Il Papa' artinya 'Panjang Umur Paus' atau 'Hidup Paus'.
Sementara itu, istilah 'Papa' merujuk pada 'Pope' atau 'Paus' dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Italia 'Papa' adalah panggilan akrab seorang anak kepada ayahnya. Konteks ini merujuk pada 'Paus', 'Ayah Rohani' atau pemimpin tertinggi spiritual Gereja Katolik.
Adapun dalam bahasa Indonesia, kata 'Paus' merupakan istilah serapan dari bahasa Belanda 'de Paus' yang artinya merujuk pada 'Pope'. Dalam sejarahnya, di masa penjajahan banyak misionaris Belanda yang datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama Katolik.
Ungkapan Viva Il Papa
Mengutip dari situs Vatican, ungkapan 'Viva Il Papa' yang artinya 'Hidup Paus' atau 'Panjang Umur Paus' ini biasanya digunakan sebagai seruan dukungan dan penghormatan terhadap Paus, selaku pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia.
Ungkapan 'Viva Il Papa' juga sering terdengar dalam berbagai kesempatan resmi di Vatikan atau saat Paus berpidato di depan publik. Salah satu contoh penggunaannya adalah ketika Paus Yohanes Paulus II berterima kasih kepada jemaat yang menyambutnya dengan seruan ini selama kunjungannya ke Paroki Santi Aquila e Priscilla pada tahun 1992.
Saat itu, orang-orang memberikan penghormatan pertama mereka kepada Paus yang akan melakukan kunjungan pastoral ke paroki Santo Akuila dan Priskila. Dari podium kecil yang ditempatkan di depan gereja baru, Paus menyapa anak laki-laki dan perempuan dari komunitas paroki.
(wia/imk)