ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) AQUA meluncurkan kampanye '100% Murni, 100% Petualangan Indonesia'. Melalui kampanye ini, AQUA mempromosikan destinasi wisata prioritas sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan selama perjalanan wisata.
Kampanye AQUA ini bekerja sama dengan Wonderful Indonesia dan didukung oleh Tiket.com. AQUA juga menggandeng Pandawara Group, Najwa Shihab, Kole Project, perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta masyarakat setempat untuk melakukan aksi bersih-bersih Pantai Binongko, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Aksi bersih-bersih pantai tersebut bertujuan mengedukasi dan menginspirasi konsumen dalam menjaga kelestarian lingkungan di destinasi wisata. Apalagi, masalah sampah menjadi tantangan utama dalam meningkatkan kualitas destinasi wisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data World Population Review, terdapat 4,8 juta hingga 12,7 juta ton sampah plastik yang dibuang ke laut setiap tahun di dunia. Di Labuan Bajo, jumlah timbulan sampahnya bahkan mencapai 16 ton per hari dengan 33% di antaranya merupakan sampah daur ulang.
Tak hanya menyelesaikan masalah sampah dengan aksi bersih-bersih, AQUA juga mendukung gerakan ekonomi sirkular sejak 1993 melalui program PEDULI dan #BijakBerplastik pada 2018. Gerakan #BijakBerplastik memiliki tiga fokus utama, yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi kepada konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk.
Sustainable Packaging Circularity Senior Manager AQUA Jeffri Ricardo mengungkapkan AQUA berkomitmen mengambil kembali lebih banyak plastik dari yang telah dihasilkan pada 2025.
"Untuk itu, kami terus bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah melalui unit bisnis daur ulang, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R), dan bank sampah. Ini bertujuan memaksimalkan manfaat ekonomi sirkular bagi lingkungan, masyarakat dan juga kelangsungan usaha AQUA," kata Jeffri dalam keterangan tertulis.
Ia menambahkan AQUA saat ini mengembangkan dan mendampingi hingga enam unit bisnis daur ulang (RBU) dan 10 collection center di Likupang, Danau Toba, Mandalika, Candi Borobudur, dan Labuan Bajo.
Selain itu, AQUA juga melakukan pendampingan kepada 26 TPS3R serta lebih dari 60 unit bank sampah. Melalui berbagai inisiatif tersebut, AQUA mengumpulkan lebih dari 22.000 ton sampah plastik per tahunnya. Plastik ini didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Ayu Marthini yang hadir dalam aksi bersih-bersih pantai menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengurangi sampah. Baik antara pemerintah, industri, sektor swasta, maupun masyarakat.
Ia pun berharap masyarakat Indonesia sebagai salah satu negara dengan luas laut terbesar di dunia dapat meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan.
"Indonesia dianugerahi keindahan alam oleh Tuhan yang harus dijaga, jangan menunggu hingga krisis terjadi. Mari kita jaga alam Indonesia bersama," pesannya.
Lebih lanjut, Pendiri Kole Project Putra Hawan, menjelaskan sampah-sampah yang telah dikumpulkan selama aksi bersih-bersih dibawa ke Recycling Business Unit (RBU) untuk dipilah sesuai jenisnya dan dibersihkan.
"Setelah itu, sampah ini di-press dengan mesin khusus hingga berbentuk kotak kemudian dibawa ke Jawa Timur untuk didaur ulang menjadi bahan baku baru," ungkap Putra.
Ia menjelaskan gerakan ekonomi sirkular di Labuan Bajo ini melibatkan lebih dari 50 orang, termasuk kalangan difabel.
"Sekarang 70 persen sampah berasal dari pengumpulan masyarakat. Dan sudah ada 200 titik pengumpulan sampah termasuk di gereja-gereja melalui gerakan kolekte sampah," terangnya.
Ia mengatakan gerakan ekonomi sirkular ini memiliki dampak positif bagi masyarakat.
"Sebagian besar pekerja RBU adalah ibu-ibu yang tinggal di dekat RBU. Mereka mendapatkan penghasilan dari per kilogram sampah yang dipilah pada waktu senggang mereka," tambah Putra.
Adapun kerja sama antara AQUA dengan Kole Project di Labuan Bajo telah berlangsung sejak 2019 dengan didirikannya RBU. RBU ini mampu mengelola sekitar 20 ton sampah per bulan.
Dengan semangat collection, education, dan collaboration, kerja sama ini berhasil memberikan edukasi mengenai pengelolaan sampah berkelanjutan kepada lebih dari 300 pelajar dan 1.000 orang, serta melibatkan lebih dari 100 hotel, restoran, warung, dan lebih dari 50 orang petugas kebersihan.
(akn/ega)