ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pasar loak sering kali menjadi tempat favorit untuk berburu barang dengan harga miring, termasuk di antaranya ada Pasar Loak Jatinegara, Jakarta Timur. Di pasar ini tersedia berbagai jenis barang bekas, baik yang masih layak pakai ataupun yang sudah rusak.
Namun di luar itu, di pasar ini ada satu lapak yang menjual uang kuno. Lapak ini menyatu dengan lapak berbagai jenis barang bekas lainnya karena dikelola oleh orang yang sama.
Di lapak yang bermodalkan tikar dan payung ini tersedia berbagai jenis uang kuno. Baik itu uang kuno berupa koin ataupun uang kertas. Namun untuk uang kertas kuno yang tersedia jumlahnya sangatlah sedikit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk uang koin kuno ia taruh di wadah yang tampak seperti piring. Di wadah itu terdapat berbagai jenis uang koin kuno seperti uang koin pecahan Rp 1.000 bergambar kelapa sawit. Bahkan ada juga uang dari negara lain, seperti Bhutan.
Namun di wadah itu terlihat paling banyak terdapat uang koin kuno 1 cent berlubang peninggalan era Hindia-Belanda. Setiap uang koin kuno ini dibandrol dengan harga Rp 5.000 per koin.
"Rp 5.000, yang koin sama semua Rp 5.000. Kalau yang kertas beda-beda, pilih saja dulu yang mana nanti baru dikasih tahu harganya," ucap penjual itu kepada detikcom, Selasa (27/8/2024).
Berdasarkan informasi dalam situs resmi Bank Indonesia, pemerintah Hindia Belanda memang mencetak uang koin dengan lubang di tengahnya atau disebut dengan uang 'sen bolong'. Uang tersebut berbahan tembaga dan diterbitkan sejak 1936 hingga 1945 dalam 6 tahun periode cetakan, yaitu 1936, 1937, 1938, 1939, 1942, dan 1945.
Saat diamati lebih jelas, uang koin kuno 1 cent itu merupakan cetakan 1945 dan memiliki kesamaan dengan deskripsi dari Bank Indonesia. Di koin ini terlihat ada tulisan Arab serta aksara Jawa.
"Pada koin benggol emisi 1945, misalnya, terdapat huruf 'P' pada bawah angka 45 yang menunjukan bahwa uang tersebut dicetak di Philadelphia, Amerika Serikat, sementara tanda prify pada uang tersebut bergambar pohon palm," tulis BI dalam situsnya.
Kemudian untuk uang kertas kuno, terlihat ada beberapa lembar pecahan Rp 500 bergambar Orangutan. Saat ditanya berapa harga jual salah satu lembar uang kuno ini, ia membandrol dengan harga Rp 25.000 karena terlihat masih mulus.
Kemudian ada juga uang kertas kuno Rp 500 gambar rusa edisi tahun 1988 yang juga terlihat masih sangat mulus ditawar dengan harga Rp 50.000. Namun harga ini masih bisa ditawar oleh pembeli.
"(Tawar boleh?) iya boleh, mau nawar berapa? (Rp 15.000 untuk uang kertas Rp 500 bergambar orangutan) boleh," katanya.
Mengingat penjual dengan mudah menerima tawaran detikcom, terlihat harga jual uang kertas kuno ini masih bisa ditawar lebih murah lagi.
Perlu diingat, di pasar ini sistem penjualan menggunakan proses tawar menawar, makan harga yang dijajakan sering kali tidak tetap alias tergantung penjual. Jadi semakin pembeli pintar dalam menawar, harga barang akan semakin murah, termasuk untuk uang kuno ini.
(fdl/fdl)