ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan ancaman nyata ketika gempa bumi terjadi. Ancaman ini langsung mengintai warga yang berada di wilayah blind zone atau zona buta.
Dari simulasi blind zone yang diunggah akun Instagram resmi Indonesia Earthquake Early Warning System (INA-EEWS) BMKG, blind zone berada di radius tertentu episenter gempa.
"Blind zone (zona buta) adalah wilayah di sekitar episenter gempa bumi yang tidak sempat menerima peringatan dini," tulis BMKG, dikutip Senin (1/9/2025).
"Karena gelombang gempa sudah sampai lebih dulu sebelum sistem slesai memproses data dan mengirimkan peringatan," jelas BMKG.
Ditambahkan, gelombang gempa bergerak sangat cepat. Sementara, sistem butuh beberapa detik untuk mendeteksi, menganalisis, dan mengirimkan notifikasi.
"Kalau terlalu dekat dengan pusat gempa, waktu itu tidak cukup untuk menghindari guncangan," ujar BMKG.
Lalu apa yang harus dilakukan?
"Jangan menunggu alarm," tegas BMKG.
"Kalau terasa guncangan kuat, segera lakukan DROP - COVER - HOLD ON untuk melindungi diri," tambah BMKG mengingatkan.
Apa itu drop, cover, dan hold on yang dimaksud BMKG?
Diterangkan, drop adalah merunduk begitu merasakan guncangan atau setelah menerima peringatan dini dari EEWS.
"Hal ini mencegah kita terjatuh akibat goyangan kuat," jelas BMKG.
Cover berarti melindungi kepala dan leher, lalu cari perlindungan di bawah meja atau benda yang kokoh agar terhindar dari benda jatuh atau pecahan kaca.
"Jika tidak ada meja, lindungi kepala dengan kedua tangan dan menjauh dari benda berbahaya," imbau BMKG.
Sementara hold berarti memegang erat penyangga atau meja tempat berlindung agar tetap aman, sampai guncangan benar-benar berhenti.
"Dengan menerapkan langkah ini, kita bisa melindungi diri dari bahaya paling umum saat gempa, yaitu tertimpa, terjatuh, atau terbentur benda. Keselamatan bisa kita upayakan. Jadi, biasakan diri untuk selalu ingat Drop, Cover, and Hold setiap kali terjadi gempa," tulis BMKG.
Peringatan 20 Detik
Sebagai informasi, BMKG tengah membangun dan mengembangkan INA-EEWS sebagai sistem peringatan dini gempa bumi. Disebutkan, sistem ini bisa memberikan informasi potensi gempa 20 detik sebelum gelombang guncangan tiba.
"20 detik bisa selamatkan nyawa! Bayangkan kamu lagi santai di rumah, lalu HP-mu berbunyi,"Guncangan gempa diperkirakan akan datang dalam beberapa detik lagi. Segera bersiap! Drop-Cover-Hold On!" tulis BMKG.
"Itulah fungsi INA-EEWS, sistem peringatan dini gempa bumi yang sedang dibangun BMKG. Dimulai dari wilayah terbatas, Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung. Sistem ini akan terus dikembangkan hingga skala nasional," ungkap BMKG.
Direktur Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu, Setyoajie Prayoedhie saat menggelar uji coba serentak di 4 provinsi pad 14 Agustus 2025 lalu menyatakan, sistem ini dikembangkan untuk memberikan peringatan dini potensi guncangan gempa. Kata dia, BMKG mengintegrasikan sebanyak 222 sensor di dalam prototype dengan harapan sistem ini mampu memberikan respon yang cukup baik.
"Kami berharap sistem ini dapat memberikan respons yang baik dan peringatan dini yang akurat mengenai tingkat guncangan yang mungkin dirasakan di lokasi terdampak," kata Setyoajie, dikutip dari keterangan di situs resmi BMKG.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]