Yogyakarta yang Istimewa Itu Tak Berkutik Melawan Sampah

2 months ago 34
ARTICLE AD BOX
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta -

Darurat sampah di Yogyakarta mengganggu berbagai aspek, salah satunya wisata. Sampai saat ini, ada beberapa penyebab yang membuat sampah sulit teratasi.

Yogyakarta adalah salah satu destinasi populer di Indonesia. Banyak turis lokal maupun mancanegara tertarik mengeksplorasi berbagai sisi Kota Gudeg. Namun, masalah sampah setelah tutupnya TPA Piyungan pada bulan Mei, menimbulkan permasalahan tersendiri.

Pasalnya, TPA Piyungan dulu adalah tempat yang menjadi tujuan dari sampah-sampah di Provinsi DIY bermuara. Adapun penutupan TPA itu karena tempat pengolahan sampah itu sudah tidak dapat menampung sampah lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, sampah-sampah kerap menumpuk dan bahkan dibuang di pinggir jalan. Itu tentunya dapat menjadi citra buruk bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Beberapa hal yang masih menjadi kendala, salah satunya terkait kesiapan daerah untuk mengelola desentralisasi sampah.

"Setelah puluhan tahun penuh, ditutup (TPA Piyungan), maka didesentralisasi ke kota-kota lain. Nah, nampaknya kota dan kabupaten belum terlalu siap," kata PJ Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, dalam Weekly Briefing with Sandi Uno (WBSU) Kemenparekraf yang ia hadiri online, Senin (12/8/2024).

Selain kesiapan, masalah lain yang dialami khususnya Kota Yogyakarta adalah terkait keterbatasan lahan dan kepadatan penduduk.

"Apalagi kota Yogyakarta yang luas wilayahnya hanya 32,8 km persegi padat penduduk. Ini kalau harus mengelola sampah sendiri nampaknya akan sangat kesulitan karena lahannya tidak ada," dia menambahkan.

Yang selanjutnya harus dilakukan pemerintah adalah menciptakan budaya dalam mengolah sampah di masyarakat. Karena menurutnya, mengelola sampah diperlukan aksi dari multi stakeholder. Selain itu, menurutnya diperlukan juga insentif dan disentif kepada pelaku wisata agar taat mengelola sampah.

"Tidak mudah untuk menciptakan budaya atau mengolah sampah itu sendiri. Namun ini perlu pendampingan yg luar biasa. Dan saya tidak henti-hentinya untuk kemudian selalu turun ke kampung wisata, desa wisata, ke masyarakat untuk mengedukasi Karena kuncinya itu di sumber sampah itu sendiri di rumah tangga atau wilayah terkecil RT, RW, kelurahan, kecamatan, saya kira ini menjadi bagian yang sangat penting," katanya.

Senada dengan itu, PLT Kepala Dinas Pariwisata DIY, Agus Priono, mengatakan bahwa aspek pariwisata adalah penyokong utama sektor ekonomi Yogyakarta. Karenanya, masalah sampah sangat berpengaruh terhadap industri tersebut.

"64 pesen ekonomi DIY itu didukung dua sektor utamanya. Satunya adalah Pariwisata, kedua pendidikan. Pariwisata adalah backbone untuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang ada di daerah istimewa Yogyakarta," kata dia dalam kesempatan yang sama.

"Tentu, kita semua sepakat bahwa, mau tidak mau terkait pariwisata, kita semua setuju mengedepankan apa yang namanya quality tourism kemudian sustainable tourism. Mau tidak mau soal masalah lingkungan adalah prioritas tersendiri," ujar dia.

Menanggapi hal tersebut, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Nia Niscaya, menyebut selagi pemerintah daerah telah memiliki kesadaran, maka langkah kebijakan dalam mengelola sampah tentunya akan bisa dilakukan dengan baik

"Tadi kita undang di WBSU karena ini harus jelas, dan sampah itu hal yang penting. Tapi tadi kan sudah keliatan mereka aware tentang itu, paling tidak gini, kalau orang sudah menyadari sehingga dia akan tahu langkah yang akan dia lakukan," kata dia.


(wkn/fem)

Read Entire Article