Wanti-wanti BMKG di Tengah Suhu 'Menggigil' saat Musim Kemarau

1 month ago 25
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Menjelang puncak musim kemarau, fenomena udara dingin dilaporkan di beberapa wilayah. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberapa daerah mencatat suhu minimum lebih tinggi. Misalnya di Pegunungan Bromo (Wilayah Bromo,Tengger dan Semeru), Pegunungan Sindoro-Sumbing (Kota Wonosobo dan Temanggung) dan Wilayah Lembang Bandung.

Pada 7 Juli 2024, suhu minimum di Dataran Tinggi Dieng bahkan mencapai 1 derajat celsius pada jam 2 dini hari. Selain dipicu Angin Monsun Australia, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan fenomena cuaca dingin di tengah musim kemarau juga disebabkan posisi geografis, kondisi topografis, tingginya wilayah dan kelembapan udara yang relatif kering.

"Beberapa hari terakhir ini, cuaca cerah mendominasi hampir di seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan. Angin dominan dari arah timur hingga tenggara membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga kurang mendukung proses pertumbuhan awan," ujar Guswanto di Jakarta, Jumat (19/7/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walhasil, langit terbilang cerah sepanjang hari. Minimnya tutupan awan di malam hari yang kemudian memicu radiasi panas dari permukaan bumi terpencar ke atmosfer tanpa hambatan, menyebabkan turunnya suhu yang signifikan.

Di sisi lain, angin tenang di malam hari juga menghambat campuran udara sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi.

"Daerah dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembapan yang lebih rendah," imbuhnya.

BMKG memprediksi satu pekan ke depan, cuaca cerah hingga berawan masih bakal mendominasi wilayah Indonesia khususnya bagian selatan. Meski begitu, tetap ada potensi hujan intensitas tinggi di beberapa wilayah.

NEXT: Wanti-wanti di Tengah Kemarau

Simak Video "Antisipasi Lonjakan DBD, BMKG Kembangkan DBDKlim"
[Gambas:Video 20detik]

Read Entire Article