ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Sebanyak 80 ribu umat Katolik akan hadir dalam ibadah misa akbar yang dipimpin oleh Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus. Ketua Panitia Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, Ignatius Jonan meminta umat yang tak kebagian tiket bisa mengikuti misa melalui daring.
"Tetap saran saya, sebaiknya mengikuti misa live streaming di gereja masing-masing atau nonton TV dari rumah," kata Jonan kepada wartawan di gedung KWI, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2024).
Jonan pun mewanti-wanti umat yang ingin datang ke GBK tanpa tiket masuk. Ia menegaskan pihaknya tak akan memberikan akses kepada umat yang tak memiliki tiket.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada yang datang gimana? Ya nggak bisa dilarang. Tapi saran saya jangan. Jadi itu non-acception. Jadi kalau nggak ada tiket ya nggak masuk. Kalau mau di tempat parkir, nggak bisa. Ya bisa sih, nonton mobil parkir. Jadi begitu," ujarnya.
Sebelumnya, juru bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Romo Thomas, mengatakan informasi mengenai misa akbar Paus Fransiskus di Stadion GBK sudah beredar melalui surat resmi tiap keuskupan. Ia juga mengatakan setiap informasi terkait rangkaian acara akan dikoordinasikan dengan seluruh keuskupan di Indonesia.
"Dari surat yang beredar keuskupan-keuskupan, Paus akan mengadakan misa kudus di GBK. Itu sudah banyak yang tahu, semoga tidak ada perubahan. Tentang tanggal dan jam pasti akan dikomunikasikan kepada keuskupan-keuskupan dan media mendekati hari H,"tutur Romo Thomas, Rabu (3/7).
Romo Thomas menyebutkan jemaat yang hadir pada misa akbar nanti merupakan perwakilan dari seluruh keuskupan. Dia menjelaskan, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) telah meminta kepastian jumlah undangan dari tiap keuskupan untuk hadir di GBK.
"Maka ini yang hadir itu juga perwakilan dari seluruh keuskupan di Indonesia. Ada koordinasi antara KWI dengan para bapak uskup di masing-masing tempat dan ditanya kesediaan dari keuskupan setempat berapa jumlah undangan yang diinginkan ataupun diminta dari keuskupan setempat," ujarnya
Ia menyebutkan jemaat yang hadir pada misa akbar nanti merupakan perwakilan dari seluruh keuskupan. Dia menjelaskan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) telah meminta kepastian jumlah undangan dari tiap keuskupan untuk hadir di GBK.
"Maka ini yang hadir itu juga perwakilan dari seluruh keuskupan di Indonesia. Ada koordinasi antara KWI dengan para bapak uskup di masing-masing tempat dan ditanya kesediaan dari keuskupan setempat berapa jumlah undangan yang diinginkan ataupun diminta dari keuskupan setempat," tuturnya.
Dia menyarankan jemaat berkoordinasi dengan sekretariat keuskupan jika ingin hadir pada misa akbar di GBK. Romo Ulun menuturkan penentuan jumlah undangan merupakan wewenang dari tiap keuskupan.
"Jadi pengaturan itu di keuskupan masing-masing. Jadi kalau ada umat Katolik yang mau ikut misa bagaimana caranya? Itu silakan koordinasinya dengan sekretariat keuskupan masing-masing karena pengaturannya mereka yang punya domainnya. Apakah diserahkan kepada paroki, apakah diserahkan kepada kelompok, itu ada domainnya," jelasnya.
(bel/dek)