ARTICLE AD BOX

PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Program ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga pelaku UMKM.
Semangat kolaborasi itu terlihat dalam Sosialisasi dan Pelatihan Pemberdayaan Pelaku Usaha Daerah/UMKM yang digelar Badan Gizi Nasional di Hotel Ramada by Wyndham Serpong, 3 September. Kegiatan ini mempertemukan pemerintah daerah, Swiss German University (SGU), dinas terkait, serta komunitas UMKM.
Dua peneliti SGU, Della Rahmawati dan Tabligh Permana, ikut menyumbangkan pemikiran. Della menegaskan pentingnya keamanan pangan dalam program MBG.
“Makanan bergizi tidak akan bermanfaat bila tidak aman dikonsumsi. Kami ingin memastikan bahwa pemahaman tentang penjaminan keamanan pangan tertanamdi seluruh rantai produksi, sehingga apa yang disajikan kepada masyarakat benar-benar sehat dan melindungi konsumen,” kata Della dalam keterangan yang diterima, Jumat (5/9).
Sementara itu, Tabligh memberikan pelatihan produk berbasis tempe. Ia melatih 100 orang dari 10 desa di Tangerang untuk menjadi pengusaha tempe.
“Saya melatih 100 orang dari 10 desa di Kabupaten Tangerang untuk menjadi pengusaha tempe. Harapannya, produk mereka bisa langsung diserap sebagai bahan baku MBG, sehingga tercipta siklus ekonomi baru di tingkat desa. Kami juga memperkenalkan inovasi tempe yang dapat dijadikan alternatif pangan bergizi bagimasyarakat,” kata Tabligh.
Keterlibatan akademisi dalam forum ini diapresiasi oleh Rektor SGU, Samuel P. Kusumocahyo. Ia menekankan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab sosial untuk terjun langsung dalam program strategis bangsa.
"Keberhasilan MBG tidak hanya diukur dari seberapa banyakmakanan bergizi yang dibagikan, tetapi juga dari bagaimana ekosistem ekonomi lokal tumbuh bersamaan. Perguruan tinggi, pemerintah, dan UMKM harus bahu-membahu agar program ini membawa dampak berkelanjutan,” ujar Rektor SGU.
Sebagai tindak lanjut, pelatihan ini juga membuka peluang kerja sama jangka panjang. Kolaborasi MBG diharapkan menjadi model pembangunan berkelanjutan di sektor pangan, dengan dukungan riset kampus, partisipasi UMKM, dan kebijakan pemerintah. (P-4)