ARTICLE AD BOX
SEKOLAH Sukma Bangsa Sigi di bawah naungan Yayasan Sukma di Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, telah memasuki tahun ajaran keempat. Sebelumnya, Sekolah Sukma Bangsa Sigi telah berhasil menamatkan puluhan peserta didiknya di tahun ajaran 2023/2024.
Saat ini, sekolah yang dibangun Yayasan Media Group melalui dana kemanusiaan yang terkumpul dalam Dompet Kemanusiaan Media Group seusai gempa, tsunami, dan likuifaksi di Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018 silam, terus berbenah dan berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Sigi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah merespon tawaran kerja sama dari Fakultas Sastra Universitas Alkhairaat (Unisa) melalui program non finansial, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kedua pihak.
Baca juga : Sekolah Sukma Bangsa Sigi Terapkan Gerakan Menolak Kemasan Plastik Sekali Pakai
"Kedatangan kami ke Sekolah Sukma Bangsa Sigi adalah untuk menyatukan persepsi," ujar Dekan Fakultas Sastra Unisa, Syamsuddin, Selasa (1/10).
Ia hadir untuk melakukan audiensi dengan pihak Sekolah Sukma Bangsa Sigi bersama Wakil Dekan I Mardiah, Wakil Dekan II Suparni, dan Koorprodi Sastra Indonesia Unisa Rizky Anugrah Putra.
Sementara dari pihak Sekolah Sukma Bangsa Sigi, mereka diterima Direktur Sekolah Nurhayati, Kepala SMA Ratna Sari Dewi, Kepala SMP Mudzofir, Wakasek SMP Muhammad Iqra, dan Holifield Widastra salah satu tenaga pengajar yang turut mendampingi siswa dalam kegiatan seni.
Isi dalam pertemuan tersebut adalah membicarakan hal-hal yang dapat menunjang kemajuan Sekolah Sukma Bangsa Sigi, khususnya yang berkaitan dengan salah satu tujuan Sekolah Sukma Bangsa Sigi, yakni melahirkan generasi yang bisa berdialektika dengan baik.
Baca juga : Sekolah Sukma Bangsa Sigi Gelar Open House Kedua
Menurut Syamsuddin, selain kesepakatan yang nantinya dituangkan dalam bentuk MoU, hal terpenting juga yang harapkan dari hubungan kerja sama tersebut adalah dapat menarik minat siswa-siswi untuk melanjutkan pendidikan ke Unisa.
"Dasar kami adalah Tridarma. Pertama pengajaran, kedua penelitian dan ketiga pengabdian. Kami ingin melakukannya di Sekolah Sukma Bangsa Sigi. Semoga kolaborasi bisa berjalan," tutur Syamsuddin.
Adapun bentuk kerja sama yang ditawarkan adalah pendampingan kegiatan kesastraan, salah satunya yaitu kegiatan Kemah Sastra yang bertujuan untuk membangun hubungan emosional antara mahasiswa dan siswa, berisikan diskusi, belajar mendalami epilog, prolog dan monolog, serta lomba terkait sastra, di antaranya puisi dan bertutur, yang menjadi salah satu program Fakultas Sastra Unisa.
Tawaran itu mendapat respon positif dan disambut sangat baik dari pihak Sekolah Sukma Bangsa Sigi.
"Kami apresiasi dan semoga nantinya berkelanjutan. Untuk konsep kerja samanya harus kami bicarakan. Kalau bentuknya harus MoU, maka akan disampaikan kepada atasan kami," kata Nurhayati. (MT/J-3)