ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Soekarno sejak awal telah mencanangkan visi kedaulatan pangan. Beberapa hal dilakukannya saat masa pemerintahan, seperti diungkap sang cucu, Puti Soekarno.
Dalam rangkaian talkshow Menguak Gastronomi Istana Negara Republik Indonesia dari Masa ke Masa yang diselenggarakan Indonesian Gastronomy Community (IGC) 15/8/2024), Puti Soekarno mengisahkan kakeknya sejak awal masa pemerintahan Indonesia sudah mencita-citakan adanya kedaulatan pangan.
"Orang Indonesia tidak mungkin kelaparan karena kita punya banyak jenis makanan. Ini harus jadi bagian politik pangan dalam diplomasi kuliner," kata Puti Soekarno. Salah satunya tercermin dari kebijakan Bung Karno saat memerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Disamping nasi, harus ada hidangan pendamping yang membuat kita tidak bergantung hanya pada nasi. Misalnya ubi, ketela, jagung, dan sagu. Dulu Bung Karno memerintahkan Menteri Pertanian untuk mendata dari tiap wilayah, apa yang menjadi produksi utama di wilayah itu," ungkap Puti Soekarno.
Bung Karno bahkan meminta agar ibu-ibu memasak hidangan khas wilayah tersebut. Hal ini dilakukan demi mempromosikan keragaman kuliner Indonesia yang ada sejak dulu.
Mustikarasa, 'Buku Masak' Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan Pangan. Foto: detikcom/Angling Adhitya Purbaya
Bung Karno juga terkenal dengan inisiatifnya memproduksi buku resep hidangan Nusantara, Mustikarasa. "Dalam buku itu ada keterangan nutrisinya. Memberikan pengetahuan pada para ibu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anaknya," kata Puti Soekarno.
Ia melanjutkan, kebutuhan nutrisi tersebut basisnya bisa dari pangan di wilayah sekitar. "Rakyat Indonesia tidak boleh kelaparan dan harus mencapai kedaulatan pangan," kata Puti Soekarno mengenai gagasan sang kakek.
Kisah menarik Soekarno dan makanan juga tergambar saat ia menjadikan makanan sebagai alat diplomasi. Puti Soekarno bilang ketika Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, Bung Karno terjun langsung melihat makanan yang disajikan.
"Tidak ada makanan asing. Semuanya cita rasa Sunda dan tradisional. Bung Karno misalnya, minta snack-nya rengginang, peuyeum, dan opak," kata Puti Soekarno.
Dalam kehidupan sehari-hari pun, Bung Karno memilih pangan lokal. Untuk buah, beliau sangat suka mangga. Namun ada cara khusus dirinya dalam menikmati mangga.
"Nggak mau dikupas lebih dulu. Jadi mangga baru dikupas setelah selesai dimakan. Biar rasanya maksimal. Bung Karno juga suka sawo," kata Puti Soekarno.
Pecel Blitar, Salah Satu Makanan Favorit Bung Karno. Foto: detikFood/Diah Afrilian
Dari daerah orang tuanya berasal, Bung Karno punya makanan favorit berupa pecel Blitar. Bahkan ada penjual favoritnya, Mbok Rah.
Dahulu ia menawarkan pecel dengan cara dipanggul. Untuk makannya, pembeli duduk mengemper. Puti melanjutkan,"(Pecel Blitar) bahkan dibawa ke jamuan kenegaraan."
(adr/odi)