ARTICLE AD BOX
Jakarta -
BUMN Holding Pertambangan Indonesia (MIND ID) memastikan ketahanan mineral pertambangan demi mendukung ekosistem industrialisasi Indonesia. Program hilirisasi industri terus dilanjutkan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan nilai tambah.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan Indonesia memiliki keunggulan seiring cadangan sumber daya mineral pertambangan yang besar. Cadangan yang besar itu dinilai harus menjadi fondasi utama dalam penguatan ekosistem industri pertambangan di Indonesia baik untuk kebutuhan transisi energi, kendaraan listrik, maupun pembangunan Nusantara Baru.
"MIND ID bersama anggota holding terus bekerja optimal memastikan ketahanan mineral pertambangan di tanah air demi mendukung Indonesia Emas 2045," kata Hendi dalam keterangan tertulis, Minggu (18/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Grup MIND ID mengaku terus mengedepankan pengelolaan pertambangan yang profesional, bertanggung jawab dan berkelanjutan agar dapat memberikan dampak dan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Hendi menjelaskan bahwa MIND ID terus mengedepankan transformasi, inovasi, serta implementasi tata kelola perusahaan yang baik dengan prinsip pertambangan berkelanjutan.
Grup MIND ID juga diklaim terus mempercepat program hilirisasi yang diamanatkan oleh negara melalui penyelesaian sejumlah proyek strategis. Seluruh proyek tersebut nantinya akan semakin memperkuat perekonomian bangsa.
Salah satu proyek strategis tersebut adalah Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah dengan kapasitas produksi hingga 1 juta ton alumina per tahun.
Grup MIND ID juga memiliki smelter dengan desain single line terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang akan mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton.
"Grup MIND ID juga memiliki berbagai proyek strategis lainnya yang akan semakin mendorong munculnya produk turunan yang bernilai tambah optimal bagi Indonesia Maju," ujarnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan manfaat hilirisasi. Program ini dimulai dengan kebijakan tidak mengekspor dalam bentuk bahan mentah (raw material) komoditas nikel, bauksit, dan tembaga yang telah berhasil membuka ribuan lapangan kerja, serta menambah pendapatan negara sebesar Rp 158 triliun.
"Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp 158 triliun selama 8 tahun ini," ucap Jokowi dalam Pidatonya di Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI 2024, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (16/08).
Jokowi menegaskan bahwa pemerintah tidak mundur meski banyak negara-negara yang berusaha untuk menghalangi upaya Indonesia dalam mewujudkan program industrialisasi di dalam negeri.
"Walau banyak negara lain yang menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan, tapi kita sebagai bangsa yang berdaulat, sebagai bangsa yang besar, kita tidak goyah, bahkan terus maju melangkah," tegasnya.
(aid/das)