ARTICLE AD BOX
PT DesktopIP Teknologi Indonesia (DesktopIP) bersama perusahaan galangan kapal nasional PT Maju Maritim Indonesia (MMI) meluncurkan platform Maritime Digital Infrastructure (MDI) dalam upaya mendorong transformasi digital di bidang industri maritim.
Peluncuran platform MDI itu diresmikan oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko beserta Chief Executive Officer DesktopIP Phidi Soepangkat dan Direktur PT Maju Maritim Indonesia Dhany di galangan kapal PT MMI, Serang, Banten, Selasa (1/10).
Kepala KSP Moeldoko menuturkan, kerja sama DesktopIP dan MMI itu bisa menjadi langkah awal transformasi industri maritim. Kerja sama itu sekaligus untuk mewujudkan visi Indonesia mencapai Industri 4.0 yang berdaulat dan mendorong Indonesia menjadi episentrum maritim dunia.
Baca juga : DesktopIP dan Maju Maritim Indonesia Luncurkan Infrastruktur Digital Maritim
"Saya sangat mengapresiasi kerja sama DesktopIP dan MMI dan ini bisa menjadi langkah awal untuk transformasi di industri maritim," ucap Moeldoko.
Ia menegaskan, penguatan teknologi di Tanah Air merupakan suatu hal yang mutlak untuk mencapai kedaulatan digital.
"Kita tidak sekadar punya teknologi digital, tapi kita harus punya kedaulatan digital. Artinya R&D harus diperkuat sehingga punya produk sendiri. Kebanyakan dari kita tidak paham dengan apa itu data storage, yang penting barangnya ada di rumah kita seolah barang di depan mata kita aman. Namun aman itu hanya secara fisik, tetapi datanya bisa tidak aman. Lebih baik, instrumennya ada di luar tetapi datanya ada di kita. Ini membangun mesin cloud-nya, itu yang jauh lebih penting," ungkap Moeldoko.
Baca juga : Penyederhanaan Informasi Cuaca Masih Jadi PR Keselamatan Maritim di Indonesia
Ia juga menyampaikan pentingnya menjadi pemain di negara sendiri untuk mencapai kedaulatan digital dan mengoptimalkan potensi dalam negeri.
"Kita harus beralih dari captive market menjadi competitive. Kita harus memiliki keinginan global player. Jangan jadi pemain Tanah Abang terus, tapi kita harus punya semangat yang kuat untuk jadi global player," sebutnya.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Grand View Research, Inc., nilai pangsa pasar sektor galangan kapal digital global menyentuh angka fantastis, menembus US$2,67 miliar atau sekitar Rp40,5 triliun pada tahun 2022. Nilai itu diproyeksikan akan terus tumbuh dengan CAGR sebesar 19,1% dari tahun 2023 hingga 2030.
Baca juga : Sengketa Laut China Selatan, Ketegangan dan Dinamika Geopolitik
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan ¾ wilayah berupa lautan, kondisi geografis itu sangat menguntungkan Indonesia. Meski demikian, digitalisasi sektor galangan kapal masih menghadapi berbagai tantangan.
Direktur PT Maju Maritim Indonesia Dhany menjelaskan, pelaku industri dihadapkan dengan berbagai kendala seperti risiko gangguan saat integrasi teknologi, belum meratanya infrastruktur digital, nilai investasi tinggi, serta kurangnya pengembangan skill yang membuat pemanfaatan potensi digitalisasi industri ini belum maksimal.
Sementara itu, galangan kapal dinilai sebagai salah satu penyokong industri maritim mengingat perannya yang menyeluruh di industri ini, dimulai dari pembuatan kapal, perbaikan, hingga pemeliharaan kapal.
Baca juga : Kekayaan Laut Kanada: Mengungkap Potensi Negara Maritim Terbesar di Dunia
"Peran ini juga menjadikan industri galangan kapal sebagai salah satu roda pendorong terwujudnya konsep Tol Laut yang dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo," ujar Dhany.
Karena itu, upaya meningkatkan transformasi digital di industri galangan kapal perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi geografis nasional.
"Platform digital memiliki peran sentral dalam memodernisasi ekosistem maritim yang lebih berkelanjutan. Di PT Maju Maritim Indonesia, kami melihat digitalisasi sebagai fondasi untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi dampak lingkungan, dan memperkuat daya saing nasional di sektor maritim," jelas Dhany.
Sementara itu, CEO DesktopIP Phidi Soepangkat menuturkan, perkapalan merupakan pusat dari industri maritim dalam hal konstruksi kapal dan inovasi.
"Dapat dikatakan bahwa titik awal dari industri maritim adalah pembangunan kapal. Sama halnya dengan digital transformasi, pondasi dari industri 4.0 adalah cloud computing," bebernya.
Peluncuran platform karya anak bangsa itu juga diklaim menandai babak baru bagi industri maritim Tanah Air. MDI diharapkan dapat membantu industri galangan kapal mencapai efisiensi dan efektivitas, menciptakan keamanan data, serta membantu para pelaku industri untuk mengadopsi teknologi terkini dengan nilai investasi yang lebih terjangkau.
"MDI merupakan infrastruktur digital buatan anak bangsa yang dikembangkan dari teknologi yang memperoleh skor TKDN mencapai lebih dari 80%. Platform ini juga memungkinkan perusahaan mengubah mekanisme capital expense (Capex) menjadi operating expense (Opex) sehingga dapat menjawab tantangan investasi," tandas Phidi. (E-2)