ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemerintah mendorong implementasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage dan Carbon Capture Utilisation and Storage (CCS/CCUS). Program ini akan dilanjutkan pada pemerintahan selanjutnya, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Laode M Kamaluddin mengatakan permasalahan lingkungan, termasuk perubahan iklim menjadi perhatian utama di era Prabowo. Salah satu upayanya dengan mendatangkan investasi hijau melalui peranan karbon.
Laode bilang pihaknya telah melakukan penelitian dan kajian terkait hal ini. Untuk itu, pihaknya berencana membentuk badan khusus yang berfungsi mengawasi permasalahan tersebut, yakni Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam konteks ini, lahirlah sebuah gagasan, lahirlah suatu badan yang khusus mengendalikan, berbasis big data, artificial intelligence, blockchain, cyber security, dan remote sending. Ini bergantung dalam data center. Jadi, sistem yang akan mengendalikan," terang Laode dalam acara CEO Forum, di Ayana MidPlaza Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024).
Dia menyebut melalui pembentukan badan itu dapat mendatangkan kedaulatan karbon Indonesia. Dengan adanya badan tersebut, Indonesia mempunyai peranan penting dalam mengendalikan bisnis karbon, termasuk proses negosiasi.
Lebih lanjut, pihaknya telah menargetkan sebanyak 5,88 miliar ton CO2 untuk menekan pengurangan emisi karbon. Apabila total target itu dapat dijual seharga US$ 5, Indonesia bisa mendapatkan Rp 416 triliun.
"Jadi, kalau lihat total yang ditargetkan sekarang itu 5,88 miliar ton karbondioksida. Kalau kita jual US$ 5, kita bisa mendapatkan Rp 416 triliun. Kalau kita taruh saja Indonesia itu US$ 19, maka ada Rp 1.600 triliun kita dapat. Ini secara realistic. Kalau optimis dengan US$ 34,5 saja, kita mendapatkan Rp 2.875,7 triliun per tahun," jelasnya.
Dia menilai untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan banyak pekerja. Pembentukan badan karbon dinilai sangat penting untuk meningkatkan ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, termasuk pengembangan ekonomi hijau.
(hns/hns)