ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Permen menjadi camilan manis favorit banyak orang. Sayangnya, tidak semua permen halal dikonsumsi. Muslim perlu mencermati titik kritis ini!
Eksistensi permen tidak pernah lekang oleh waktu. Camilan ini juga sering dikonsumsi oleh berbagai kalangan, mulai dari anak muda sampai orang dewasa.
Permen yang hadir di pasaran pun semakin menarik. Para produsen berinovasi, menciptakan beragam bentuk, tekstur, dan warna permen yang berbeda. Tidak sedikit juga yang menambahkan rasa-rasa unik, mulai dari rasa yang manis, asam, hingga pedas menthol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun biasa menjadi camilan pengganjal lapar, tetapi konsumsinya perlu diperhatikan oleh muslim. Pasalnya, tidak semua permen yang ada di pasaran terjamin kehalalannya.
Melansir halalmui.org, secara umum permen mengandung bahan dasar berupa gula, perisa, dan pewarna. Ketiganya memiliki titik kritis haram masing-masing.
1. Perhatikan bahan gula
Permen biasanya mengandung gula yang bisa saja dibuat menggunakan bahan tidak halal. Foto: TikTok
Mulai dari bahan dasar gula yang biasanya harus diolah melalui proses pemurnian terlebih dahulu. Proses ini membutuhkan bahan dekolorisasi yang menggunakan arang aktif, dan dapat terbuat dari tulang, kayu, atau bambu.
Hal yang perlu ditinjau apabila menggunakan arang aktif dari tulang. Sebab, ada kemungkinan berasal dari tulang babi atau dari hewan yang disembelih tidak sesuai syar'i.
2. Periksa kandungan perisa
Perisa juga berasal dari senyawa sintesis kimia, tumbuhan, dan hewan. Jika dibuat dari hewan, perlu dipastikan apakah berasal dari hewan halal yang disembelih secara syar'i atau hewan yang tidak halal, termasuk babi.
Periksa juga kandungan etanolnya, jangan sampai bersumber dari zat-zat yang termasuk khamr.
3. Periksa pewarna makanannya
Kandyngan pewarna dan perisa lainnya juga perlu diperhatikan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Gulcin Ragiboglu
Begitu juga dengan pewarna makanan yang dipakai. Dalam produk permen, bisa jadi pewarnanya berasal dari bahan sintetis dan alami.
Pewarna sintetis lebih disukai produsen makanan karena memiliki tingkat kestabilan warna yang cukup baik, serta harga yang relatif murah.
Meskipun tidak mengandung bahan haram, penggunaan berlebihan dapat berdampak kurang baik bagi kesehatan, Beberapa pewarna juga menggunakan gelatin sebagai penstabil.
Perlu dipastikan apakah gelatin itu dibuat dari hewan halal atau tidak. Pasalnya, banyak juga yang memakai gelatin berasal dari hewan babi.
4. Periksa isian dalam permen
Ada juga sebagian permen yang diisi berbagai macam bahan, misalnya cokelat atau selai. Hal ini juga perlu diperhatikan. Foto: Getty Images/assalve
Selain bahan umum diatas, kamu juga perlu memerhatikan isian dari permen. Terkadang ada permen yang diisi dengan cokelat, selai, atau sejenisnya. Bisa jadi isian tersebut dicampur dengan rum, alkohol, atau kmarh, sehingga membuatnya tidak halal.
Untuk mendeteksi kehalalan produk permen, kamu bisa memerhatikan label pada kemasan. Dua istilah yang sering tercantum dalam permen adalah whey dan laktosa. Keduanya berbahan dasar susu.
Hal yang menjadi titik kritis haram adalah prosesnya, karena bisa menggunakan enzim tertentu, termasuk enzim bersumber dari hewan maupun mikroba selama proses pembuatan.
Selain memerhatikan label, disarankan lebih baik mencari produk permen yang sudah bersertifikat halal. Produk yang berlogo atau berlabel halal MUI, bisa dipastikan halal.
(aqr/adr)