ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pelancong Indonesia William Nugraha digetok taksi bandara di Filipina. Baru berkendara selama 15 menit dia harus membayar ongkos dengan harga selangit.
William sudah biasa solo traveling. Baru-baru ini, dia melakukan perjalanan ke Filipina selama enam hari. Perjalanan tanpa kendala awalnya, namun di hari terakhir ia mengalami apesnya.
Saat itu, ia baru saja turun dari bus di dekat Bandara Internasional Manila pada Kamis (8/8/2024). Ia akan beranjak ke hostel namun tidak menemukan taksi. Lantas ia memesan taksi melalui aplikasi online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berselang lama, ada taksi bandara yang tiba. Ia pun memilih untuk menaiki taksi tersebut dan membatalkan taksi online.
Namun, kejanggalan dimulai saat menaiki taksi tersebut. Sang supir memang mengatakan bahwa itu adalah taksi bandara, sehingga harganya lebih mahal dari taksi online. Tetapi, sang supir malah tidak menyalakan argo atau alat pengukur tarif.
"Waktu gua tanya argonya, dia bilang mau telfon atasannya dengan nama samaran 'airport something gua lupa' untuk tau harga argo pastinya, aneh banget kan?!," tulis William dalam Instagram Story akun pribadinya @williamnugraha pada Jumat (9/8/2024).
Lalu, ia diinstruksikan untuk mengisi sebuah log book untuk pendataan nama. Kemudian, ia mengeluarkan foto harga yang harus ia bayar. William pun syok karena ia harus membayar sekitar 1 juta untuk perjalanan singkat.
"Tiba-tiba dia ngeluarin foto rate yang harus gua bayar sebesar 3800 PHP atau sekitar 1 jutaan hanya untuk perjalanan 15 menit?!!! Gila banget ga tuh," keluhnya.
Cek-cok antara William dan sopir pun terjadi. Ia merasa keberatan karena tarif kelewat mahal. Ditambah, itu adalah hari terakhir perjalanannya, sehingga ia tidak mempunyai banyak uang.
"Ini kemahalan ga make sense. Perjalanan cuma 15 menit masa harus bayar 3800 Peso. Saya juga ga ada duit sebanyak itu. Ini hari terakhir saya di Manila," kata William kepada sang sopir.
Sang sopir pun menyuruh William agar membayar dengan mata uang negara asalnya. Namun, perdebatan masih terjadi hingga mendekati hostel.
Saat mengecek aplikasi taksi online, biaya perjalanan tersebut seharusnya hanya 300 Peso atau sekitar Rp 83 ribu. Lantas ia pun membayar senilai 300 Peso dan Rp 50 ribu.
"Gua bayar 300 peso + Rp 50 ribu rupiah wkwkwk, dia nolak 'uang apaan nih rupiah? Kagak bisa dituker," ujar dia.
Sang sopir pun mengancam William untuk dibawa ke polisi. Namun, karena ia yakin itu adalah modus penipuan, ia menerima ancaman itu. Sopir pun tak berani membawanya, perdebatan masih terjadi dan William berusaha keluar dari taksi namun tak bisa.
"Pintunya dikunci dari sistem kendali dia dan gua ga bisa keluar sama sekali walaupun gua paksa buka pintunya dah kek di film-film," kata dia.
Sang sopir pun tetap kekeh dan menyuruh William untuk mengambil uang di ATM. Namun karena perdebatan yang alot, ia pun menurunkan harga menjadi 2800 Peso atau sekitar Rp 776 ribu.
Hingga akhirnya, William pun jujur bahwa uang yang dipunyai tinggal 500 Peso, dan sopir itu pun tetap mengambil semuanya.
"Sampai di satu titik gua udah mulai capek, gua bilang 'mas sisa uang gua 500 Peso (sekitar Rp 138 ribu) untuk bayar hostel dan makan sampe besok. Tega banget lu kalau masih mau ambil semua uang gua. Dan akhirnya..., tetap diambil," dia menambahkan.
Kendati demikian, ia menyebut Filipina adalah negara yang menarik untuk berwisata. Di sisi lain, ia menyarankan untuk menggunakan taksi online saat berada di bandara.
"Enam hari di Filipina gua ketemu banyak banget orang yang sangat sangat baik, tulus, respectful. Dikasih Tuhan cuaca cerah, nggak ada kendala sama sekali," ujar dia.
"Hanya karena 1 orang yang nyebelin, jangan sampe lupa hari-hari baik sebelumnya. Jadi buat kalian yang mau ke Filipina bisa lebih berhati-hati. Pakai Grab aja udah paling bener," kata dia.
(wkn/fem)