ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Tidak semua barang bekas tak lagi bermanfaat dan langsung dibuang. Sebab nyatanya sejumlah barang-barang jadul tersebut bisa dibilang antik karena memiliki nilai tersendiri.
Contohnya di Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Rabu (21/8/2024), sepanjang jalan ini berjejer toko-toko yang digunakan oleh para pengepul untuk jual-beli barang rongsok jadul. Toko-toko pengepul barang jadul ini tepatnya hanya berada di sisi kiri atau timur jalan satu arah.
Saat menyusuri jalan tersebut, terlihat ada berbagai jenis barang jadul terpajang rapih. Hampir semua jenis barang jadul yang terlihat sangat antik yang berbahan dasar kayu, kuningan, besi, hingga kaca ada di sini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar Barang Antik Jalan Surabaya Foto: Ignacio Geordi Oswaldo/detikcom
Mayoritas pedagang di sini menjual berbagai jenis pajangan seperti ukiran kayu, patung kuningan, wayang, topeng, guci, lampu gantung, dan jam antik. Beberapa pernak pernik retro juga ditemukan di sini seperti telepon jadul, gramophone, kaset jadul, mesin tik, hingga berbagai dekorasi unik juga tersedia di kawasan ini.
Sementara di ujung jalan yang bersimpangan langsung dengan Jl. Cilacap terdapat juga penjual fesyen seperti pakaian, sepatu, hingga tas dan koper. Namun jumlah pedagang yang menjual barang-barang ini terbilang sangat sedikit dibandingkan pengepul barang jadul.
Salah seorang pengepul barang jadul sekaligus kepala pasar di Jalan Surabaya, Tamim, mengatakan lapak-lapak barang jadul antik ini sudah ada dari tahun 1967. Ia sendiri sudah berjual-beli barang jadul ini sudah dari 1977 lalu.
Ia menjelaskan kala itu para pedagang masih membawa barang dagangan dengan cara dipikul dan menggelar lapaknya menggunakan terpal. Barulah seiring berjalannya waktu lapak-lapak ini mulai dibangun menjadi toko barang loak antik.
"Iya dari dulu memang banyak jual barang antik di sini. Xuma dulu kan ada jual sendok, piring, setrika, dulu awal-awalnya. Ya barang bekas (hasil loak), namanya dulu masih merintis lah," kata Tamim saat dikunjungi detikcom di lokasi.
"Nggak semua antik dulu, orang termos kaleng gitu dijual. Lagian kan tahun segitu barang-barang ini masih zamannya. Kalau barang itu dijual sekarang ya bisa jadi barang antik kan," ucapnya lagi.
Pasar Barang Antik Jalan Surabaya Foto: Ignacio Geordi Oswaldo/detikcom
Menurutnya bisnis mengumpulkan barang rongsok jadul antik untuk kemudian dijual lagi ini awalnya sangatlah menjanjikan. Namun setelah pandemi kondisi pasar kian sepi.
"Dulu sebelum pandemi banyak tuh turis yang datang, bisa sekali datang itu enam bus, delapan bus, pernah sampai dua belas bus datang, ramai lah. Cuma setelah pandemi kan mulai berkurang yang datang. Ada sih ada tapi ya satu dua," jelasnya.
"Ada sih ada, cuma nggak seramai dulu. Sehabis covid ya kita menurun, habis covid saja nge-drop. Ya sekarang cuma buat makan-makan gitu aja," tambah Tamim.
(hns/hns)