ARTICLE AD BOX
SAAT mengalami sakit, kebanyakan orang memilih untuk beristirahat. Namun, ada juga individu yang sangat menyukai olahraga atau sedang menjalani program penurunan berat badan yang merasa terpaksa tetap berolahraga, meski dalam kondisi tidak sehat.
Menurut para ahli kesehatan, berolahraga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh melawan penyakit. Namun, berolahraga saat sakit tidak bisa dilakukan sembarangan. Berikut adalah panduan yang perlu diperhatikan agar kondisi tubuh tidak semakin memburuk.
Kapan Anda Masih Boleh Berolahraga?
Jika Anda mengalami gejala penyakit ringan yang terletak di bagian atas leher, seperti pilek, hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, atau sakit kepala, Anda masih diperbolehkan untuk berolahraga. Namun, sebaiknya pilihlah jenis olahraga dengan intensitas rendah.
Baca juga : Olahraga 15 Menit Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Spesialis penyakit menular dari Universitas California, San Francisco, menyatakan bahwa berolahraga saat mengalami pilek atau flu tidak akan menyebabkan komplikasi, asalkan tidak ada masalah kesehatan lain yang mendasarinya. Olahraga ringan dapat membantu meredakan hidung tersumbat dan meningkatkan suhu tubuh melalui keringat, yang bisa membantu membunuh virus penyebab penyakit. Pastikan untuk banyak minum air putih saat berolahraga, karena dehidrasi dapat memperburuk hidung mampet.
Kunci utama saat berolahraga dalam kondisi sakit adalah tidak memaksakan diri. Anda yang paling mengenali kondisi tubuh sendiri. Hindari berolahraga jika mengalami demam, nyeri tubuh, batuk, atau gejala lain seperti muntah, diare, atau ruam. Namun, jika gejala yang dialami hanya sekadar pilek tanpa demam, Anda dapat melanjutkan olahraga untuk memperkuat kekebalan tubuh.
Kapan Anda Tidak Boleh Berolahraga?
Dokter umumnya menyarankan untuk tidak berolahraga jika Anda mengalami gejala yang berasal dari bagian bawah leher, seperti demam, batuk, sesak napas, kelelahan, nyeri otot, muntah, sakit perut, atau kram. Jika tubuh sudah menunjukkan tanda-tanda ketidakmampuan untuk berolahraga, lebih baik jangan dipaksakan.
Baca juga : Studi: Olahraga 15 Menit per Hari Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Risiko Memaksakan Diri untuk Berolahraga
Mengabaikan sinyal dari tubuh dan tetap berolahraga dalam kondisi sakit bisa berdampak buruk. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin Anda hadapi:
Dehidrasi
Saat mengalami demam, risiko dehidrasi meningkat. Jika Anda memaksakan diri untuk berolahraga, kondisi dehidrasi akan semakin parah karena olahraga menyebabkan tubuh berkeringat. Jika tidak cukup mengonsumsi cairan, beristirahatlah agar tubuh dapat pulih dengan baik.
Pusing
Jika Anda mengalami masalah perut seperti sakit perut atau diare, sebaiknya hindari olahraga. Selain tidak dapat berolahraga secara maksimal karena bolak-balik ke toilet, aktivitas fisik juga dapat memperburuk dehidrasi dan menyebabkan pusing.
Baca juga : Mengungkap Keuntungan Berolahraga di Pagi Hari untuk Meningkatkan Metabolisme Tubuh Secara Efektif
Mual
Mual bisa terjadi saat tubuh mencari energi tetapi tidak mendapatkannya. Berolahraga ketika sakit hanya akan menguras energi, meningkatkan kemungkinan munculnya rasa mual.
Gangguan Hormon
Hindari olahraga dengan intensitas tinggi saat sakit, karena dapat meningkatkan produksi kortisol (hormon stres). Aktivitas fisik yang ekstrem dapat mengurangi jumlah sel darah putih dan meningkatkan kortisol, yang menghalangi kemampuan sistem kekebalan untuk berfungsi dengan baik.
Meskipun berolahraga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, penting untuk mendengarkan sinyal tubuh. Ketika sakit, berolahraga dengan bijak dan dalam batas yang wajar bisa membantu menjaga sistem kekebalan tubuh.
Namun, jika gejala yang dialami cukup parah, beristirahat adalah pilihan terbaik untuk pemulihan. Selalu prioritaskan kesehatan Anda dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan. (halodoc/alodokter/Z-3)