ARTICLE AD BOX
Yusmidar (50), warga Padang Laweh, Tinggam, Jorong Harapan, Nagari Sinuruik Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menirukan gerakannya ketika menyelamatkan anak dan ayahnya dari genangan lumpur longsor yang terjadi Jumat (28/11/2025).(ANTARA/Altas Maulana.)
KETIKA longsor menghantam rumahnya sebelum subuh, Yusmidar terombang-ambing dalam lumpur setinggi leher. Di antara puing dan kegelapan, tangannya menangkap sebatang kayu, penopang terakhir yang membuatnya tetap berdiri untuk mencari anak-anaknya.
Yusmidar menceritakan kejadian malam itu kepada Antara, Sabtu (7/12). Momen saat hantaman longsor yang begitu dahsyat menerjang rumahnya Padang Laweh, Tinggam, Jorong Harapan, Nagari Sinuruik, Pasaman Barat, Sumatra Barat,
Hujan turun tanpa jeda ketika dini hari merayap pada Jumat (28/11). Di sebuah rumah sederhana di lereng, Yusmidar terjaga. Hatinya gelisah, entah oleh suara hujan, entah kesedihan yang masih terasa sejak ia kehilangan suaminya lima bulan lalu.
Di sampingnya, bocah bungsu Asyifa Nur Rahmadhani yang baru berusia delapan tahun tampak gelisah.
"Ada apa nak," tanya Yusmidar.
Anaknya menjawab ayahnya yang baru lima bulan meninggal itu memanggil minta tolong hampir tiga kali.
"Kenapa abak (ayah) memanggil mak (ibu)?" kata bocah yang biasa dipanggil Syifa itu.
"Perasaan Syifa saja, mana mungkin Abak memanggil," jawab Yusmidar.
Namun sebelum napas mereka sempat teratur kembali, suara jeritan kecil itu pecah.
Suara gemuruh datang seperti badai dari bawah tanah. Hantaman keras menyusul, seolah ada gunung yang runtuh tepat di samping rumah mereka. Dalam hitungan detik, kegelapan menelan seisi ruangan. Lumpur bercampur air naik, menyergap hingga setinggi leher.
Dengan napas tersengal ia meraba-raba dalam gelap, tangan berpegangan pada sebatang kayu yang tersangkut. Di tengah deras lumpur itu, ia memanggil nama anak-anaknya berulang kali. Tak ada sahutan. Hanya suara air yang menghantam, seolah menelan segala harapan.
"Beruntung saya bisa memegang kayu yang tersangkut dan bisa jadi tempat berpegangan. Saat itu yang teringat hanya anak-anak saya," kata dia.
"Waktu itu saya sudah pasrah dan mengira anak-anak dan ayah saya sudah hanyut," kenang Yusmidar dengan suara lirih.
Tetapi di tengah gemuruh itu, suara pelan menyelinap. "Mak, ini Azis."
Suara itu seperti cahaya kecil di malam yang tertutup lumpur. Yusmidar meraba ke arah yang ia kira menjadi sumber suara. Ia menarik tubuh Azis, yang sudah tertutup lumpur hingga ke kepala. Nafas putranya yang berusia 15 tahun itu tersengal.
Setelah Azis selamat, ia kembali meraba, bergerak perlahan sambil tetap berpegangan pada kayu di satu sisi. Ia memanggil anak-anaknya dengan sisa suara.
Beberapa saat kemudian, yang ia rasakan sepanjang hidupnya, suara kecil muncul lagi. “Mak… Syifa di sini… Tolong” suara putrinya, sayup, nyaris hilang.
Dengan tangan gemetar, Yusmidar menggapai apa pun yang mungkin tubuh anaknya. Jemarinya akhirnya menyentuh baju tipis yang basah dan berat karena lumpur. Ia mengangkat tubuh kecil itu perlahan, takut merusak sisa napasnya yang lemah.
Tak lama, warga berdatangan membawa lampu dan alat seadanya. Bersama-sama, mereka mencari dua anaknya yang lain, Akbar, 17, dan Anton, 22. Dalam malam yang penuh kecemasan, keduanya ditemukan dalam keadaan selamat.
Masih satu lagi yang harus dicari, ayah Yusmidar, Amirudin, 75, yang sedang sakit stroke dan tak mampu berjalan.
Namun dengan bantuan warga, Amirudin ditemukan tertimbun lumpur, masih bernyawa. Tubuh tuanya ditarik perlahan dan dibawa ke tempat aman.
Rumahnya hilang ditelan longsor. Tapi nyawa keluarganya kembali. "Awalnya saya sudah pasrah, namun Allah masih sayang pada kami dan berhasil diselamatkan," kata Yusmidar yang kini mengungsi di sebuah musala bersama warga lainnya.
Namun tidak semua keluarga di Sinuruik seberuntung itu. Dari lima orang yang tertimbun longsor malam itu, dua ditemukan dalam keadaan meninggal yaitu Yelma Yunita, 41, dan Raffael Gusti Pratama, 7. Tiga lainnya, Dian Fernanda, 24, Amrizal, 38, dan Nurhayati, 35, masih dicari hingga hari ke-10, Minggu (6/12).
Longsor Tinggam bukan longsor kecil. Bentangannya mencapai satu kilometer, dengan tinggi tebing longsoran lebih dari 10 meter. Lumpur tebal, hujan yang tak kunjung berhenti, dan medan yang sulit membuat pencarian berjalan lambat.
Tim gabungan mulai dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, PMI, kecamatan, nagari, relawan terus bahu membahu mencari korban.
Bupati Pasaman Barat, Yulianto, mengharapkan doa semua pihak agar pencarian korban dapat membuahkan hasil.
Para keluarga korban juga telah diungsikan dan dibantu. Termasuk korban yang selamat.
Para pengungsi juga mendapat perhatian. Wakil Bupati M. Ihpan memastikan kebutuhan darurat tersedia, termasuk kursi roda untuk Amirudin yang selamat dari lumpur.
Di luar lokasi longsor, banjir merendam banyak wilayah Pasaman Barat. Hingga Sabtu (6/12) malam, puluhan ribu warga mengungsi. Rumah-rumah rusak, jembatan putus, sekolah terendam, sawah hancur. Total empat orang meninggal, tiga hilang, dan lima luka-luka.
Bencana ini meninggalkan jejak yang panjang di sepanjang nagari dan jorong.
Namun bagi Yusmidar, ada satu hal yang tak akan pernah ia lupa: sebatang kayu yang ia genggam malam itu.
Kayu sederhana yang menghentikan tubuhnya dari hanyut. Kayu yang memberinya waktu untuk mendengar suara-suara kecil yang memanggil dalam gelap. Kayu yang menjadi batas antara hidup dan kehilangan. (Ant/P-4)

11 hours ago
4






















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5384307/original/035211400_1760767453-Putri_Ariani.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379861/original/021840100_1760403754-image_2025-10-14_074049804.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385236/original/040525100_1760891904-WhatsApp_Image_2025-10-19_at_23.25.05.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3510110/original/001314400_1626236906-taeil-2.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383212/original/037461300_1760651751-WhatsApp_Image_2025-10-16_at_12.59.34.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378192/original/071718800_1760218953-AP25284771152200__1_.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381829/original/005725100_1760518725-zulfugar-karimov-B9klYJqQ4DU-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378723/original/058292000_1760316350-Genshin_Impact_update_6_1_01.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5379498/original/096397500_1760347998-Vivo_X300_01.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4485191/original/038254900_1687957734-000_32FR73A.jpg)
