ARTICLE AD BOX
Depok -
Meita Irianty (37) alias Tata Irianty yang menganiaya balita dan bayi di tempat penitipan anak (daycare) sudah kembali ke tahanan. Polisi memperpanjang masa tahanan Meita.
"Kalau perpanjangan penahanan sudah ya. Kalau tahap 1 belum karena kita baru mendapatkan hasil visum dan kita menunggu visum psikiatri hukum dari korban (MK) yang satunya yang di atas 1 tahun," kata Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana kepada wartawan di Mapolres Metro Depok, Rabu (21/8/2024).
Dia mengatakan berkas perkara masih dalam proses untuk diserahkan ke jaksa. Namun, masa penahanan Meita diperpanjang hingga 40 hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum tahu (kapan P21) kan masih proses, tahap 1 aja belum. Kan kalau penahanan itu kan penahanan pertama itu 20 hari, diperpanjang 40 hari," jelasnya.
"Ini kan nanti proses nanti jaksa lah yang menentukan P21-nya kapan, kita kan hanya mengumpulkan bukti dan mengirim berkasnya ke sana," imbuhnya.
Korban Alami Pneumonia dan Skoliosis
Sebelumnya, pihak bayi dan balita korban penganiayaan tersangka pemilik daycare Wensen School, Meita Irianty (37) alias Tata Irianty, mengungkapkan kondisi terkini korban. Korban, MK (2), mengalami radang paru-paru dan skoliosis.
"Jadi, berdasarkan hasil rontgen itu, kami sudah mendapatkan informasi bahwa anak korban, khususnya yang berusia 2 tahun, mengalami pneumonia dan skoliosis. Jadi ada tulang belakang di punggungnya ini luka melekung, dan pneumonia itu ada radang paru-paru di anak korban ini," kata kuasa hukum saksi dan korban, Irfan Maulana, kepada wartawan di Kejari Depok, Selasa (20/8).
Pada kesempatan yang sama, ibu MK, Kidu, menjelaskan hasil rontgen anaknya menunjukkan bahwa MK memiliki bercak di paru-paru. Dia mengatakan korban mengalami batuk-batuk yang tak sembuh.
"Jadi kemarin itu dokter menjelaskan bahwa hasil rontgennya itu anak saya di paru-parunya ada bercak-bercak, seperti pneumonia. Nah tapi karena memang 2 bulan berturut-turut batuk nggak sembuh-sembuh, akhirnya dokter menyarankan tes TBC, gitu kan," kata dia
Dia mengatakan hasil pemeriksaan tes TBC terhadap anaknya akan keluar pada Kamis (22/8). Dia mengatakan dokter sempat menanyakan kondisi daycare Wensen School.
"Sekarang ini masih proses observasi, nanti hari Kamis bisa diketahui bahwa hasilnya positif atau nggak. Memang dokter juga menanyakan kondisi di daycare itu seperti apa apakah ruangannya tertutup, ada ventilasi apa gimana," jelasnya.
Kidu mengatakan guru-guru mengakui AC di daycare tersebut jarang dicuci dan ruangan tidak memiliki ventilasi.
"Dan memang saksi-saksi juga menyatakan, guru-guru juga menyatakan di daycare itu AC-nya jarang dicuci dan tidak ada ventilasi. Pokoknya sirkulasi udara di sana buruk, jendela nggak pernah dibuka," ucapnya.
Dia mengatakan kondisi daycare membuat anaknya dan anak lainnya batuk-batuk yang tak sembuh. Hasil rontgen korban juga menunjukkan korban mengalami skoliosis ringan.
"Makanya anak saya dan anak lain sering batuk-batuk. Bahkan saya 2 bulan tuh nggak sembuh-sembuh. Nah, hasil rontgen itu ada skoliosis ringan di badan anak saya. Saya masih nanya sih ke dokter apakah ini karena benturan atau karena apa," tuturnya.
"Dokter bilang ada kemungkinan karena benturan, tapi ini harus dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter ortopedi. Jadi kami pun belum mendapatkan hasil jelasnya skoliosisnya itu karena apa, kita masih tahap observasi saja sih," ucapnya.
(idn/idn)