ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Produsen pembuat wadah makanan ikonik, Tupperware, tengah menghadapi ancaman kebangkrutan akibat melemahnya penjualan produk selama bertahun-tahun. Bahkan sejumlah anak perusahaannya sudah mengajukan kebangkrutan di AS lebih dulu.
Kini sudah berada di ambang kebangkrutan, siapa pemilik Tupperware?
Melansir dari situs resmi perusahaan, Rabu (18/9/2024), pemilik sekaligus pendiri perusahaan Tupperware adalah Earl Silas Tupper. Ia merupakan seorang ahli kimia yang lahir pada 1907 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak berusia 21 tahun, Tupper bergabung dengan perusahaan yang berbasis inovasi dan melakukan berbagai riset. Dari sana ia berhasil menemukan metode untuk memurnikan ampas biji hitam polyethylene (bahan dasar pembuat plastik) menjadi plastik yang fleksibel, kuat, tidak berminyak, bening, aman, ringan dan tidak berbau.
Kemudian pada 1938, akhirnya Tupper mendirikan usaha plastik miliknya sendiri bernama Earl S Tupper Company. Melalui perusahaan itu Tupper mematenkan produknya dengan nama Poly-T.
Beberapa tahun berselang, Tupper kembali mendapat ide untuk membuat wadah kedap udara seperti kaleng cat dari plastik untuk menyimpan makanan. Ia berpendapat keberadaan wadah makanan kedap udara itu membatu banyak keluarga di Amerika menghemat uang dari pemborosan makanan.
Ide ini kemudian terealisasi pada 1946 saat dirinya meluncurkan produk Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler dengan brand Tupperware. Benar saja produk ini langsung laris di pasaran, terlebih mengingat saat itu banyak keluarga di AS perlu menghemat uang dari pemborosan makanan pasca perang dunia kedua.
Kini kepemilikan Tupperware sudah terbagi dalam bentuk saham. Sehingga perusahaan ikonik pembuat wadah makanan tersebut sudah dimiliki oleh banyak orang atau perusahaan.
Menurut situs Nasdaq, saat ini setidaknya ada sekitar 82 lembaga/perusahaan yang memegang saham di Tupperware Brands Corporation (TUP). Kepemilikan institusional ini mencakup 23,46% saham perusahaan dengan nilai US$ 6 juta.
(fdl/fdl)