ARTICLE AD BOX
Mural Marsinah(MI)
Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan daftar tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11). Salah satu nama yang menarik perhatian publik adalah Marsinah, buruh sekaligus aktivis yang menjadi simbol perjuangan kaum pekerja di Indonesia.
Bagi kalangan aktivis dan buruh, nama Marsinah bukan sosok yang asing. Perempuan ini dikenal vokal membela hak-hak pekerja di tengah tekanan rezim Orde Baru. Kini, tiga dekade setelah kepergiannya, perjuangan Marsinah diakui negara melalui gelar Pahlawan Nasional bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan.
Latar belakang dan perjuangan buruh
Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Nglundo, Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Sumini dan Mastin. Sejak kecil, Marsinah tinggal bersama nenek dan bibinya di kampung halamannya. Kehidupan sederhana membuatnya terbiasa bekerja keras. Semasa sekolah, ia kerap berjualan makanan ringan untuk membantu ekonomi keluarga.
Pendidikan formal Marsinah sempat berlangsung hingga tingkat sekolah menengah pertama di SMP Negeri 5 Nganjuk. Ia kemudian sempat menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Muhammadiyah, namun terpaksa berhenti karena keterbatasan biaya.
Setelah berhenti sekolah, Marsinah mulai bekerja di pabrik sepatu Bata di Surabaya pada 1989. Setahun kemudian, ia pindah ke PT Catur Putra Surya (CPS), perusahaan pembuat jam tangan di Porong, Sidoarjo. Di tempat inilah semangat perjuangan Marsinah semakin terlihat.
Rekan-rekan kerjanya mengenal Marsinah sebagai sosok yang berani dan kritis terhadap ketidakadilan di lingkungan kerja. Ia sering menjadi juru bicara buruh dalam menyampaikan aspirasi kepada manajemen.
Pada awal 1993, Gubernur Jawa Timur Soelarso mengeluarkan Surat Edaran Nomor 50 Tahun 1992 yang mendorong perusahaan menaikkan upah sebesar 20% . Kebijakan ini disambut antusias oleh para pekerja, namun justru membuat pengusaha resah karena dianggap menambah beban operasional.
Di PT CPS, ketegangan meningkat. Para buruh menuntut kenaikan upah pokok dari Rp1.700 menjadi Rp2.250 per hari, serta tunjangan tetap sebesar Rp550. Aksi mogok kerja pun digelar pada 3-4 Mei 1993, di mana Marsinah menjadi salah satu penggerak utama aksi tersebut.
Hilang dan terbunuh
Pada 5 Mei 1993, 13 buruh dipanggil ke Komando Distrik Militer (Kodim) 0816 Sidoarjo dan dipaksa menandatangani surat pengunduran diri. Marsinah yang mengetahui hal itu sempat mendatangi kantor Kodim untuk mencari tahu nasib rekan-rekannya. Setelah pertemuan itu, malam harinya ia menghilang.
Tiga hari kemudian, pada 8 Mei 1993, jasad Marsinah ditemukan di sebuah gubuk di Desa Wilangan, Nganjuk, sekitar 200 kilometer dari tempatnya bekerja. Tubuhnya menunjukkan tanda-tanda penyiksaan berat. Hasil forensik menyebutkan Marsinah meninggal sehari sebelumnya.
Hingga kini, kasus pembunuhan Marsinah menjadi simbol perjuangan buruh dan HAM. Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi buruh dan lembaga hak asasi manusia memperjuangkan agar Marsinah diakui sebagai Pahlawan Nasional.
Ia dianggap sebagai lambang keberanian perempuan dalam memperjuangkan keadilan sosial serta korban pelanggaran HAM pada era Orde Baru. Setiap peringatan Hari Buruh Internasional, sosok Marsinah selalu dikenang oleh para pekerja, terutama di Jawa Timur. Mereka menjadikan perjuangan Marsinah sebagai inspirasi dalam menuntut hak-hak buruh, hak-hak manusia.
Pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2025, Presiden Prabowo Subianto menyatakan dukungannya terhadap usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional bagi Marsinah. Kementerian Sosial kemudian memproses usulan tersebut sesuai prosedur resmi.
Akhirnya, pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025, cita-cita panjang itu terwujud. Marsinah secara resmi menyandang gelar Pahlawan Nasional atas jasa dan pengorbanannya dalam memperjuangkan keadilan sosial bagi kaum pekerja Indonesia. (MTVN/E-3)

3 weeks ago
13






















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5384307/original/035211400_1760767453-Putri_Ariani.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379861/original/021840100_1760403754-image_2025-10-14_074049804.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385236/original/040525100_1760891904-WhatsApp_Image_2025-10-19_at_23.25.05.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3510110/original/001314400_1626236906-taeil-2.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383212/original/037461300_1760651751-WhatsApp_Image_2025-10-16_at_12.59.34.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378192/original/071718800_1760218953-AP25284771152200__1_.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381829/original/005725100_1760518725-zulfugar-karimov-B9klYJqQ4DU-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378723/original/058292000_1760316350-Genshin_Impact_update_6_1_01.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5379498/original/096397500_1760347998-Vivo_X300_01.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4485191/original/038254900_1687957734-000_32FR73A.jpg)
