ARTICLE AD BOX
Lampung Geh, Bandar Lampung – Dalam rangka memperingati Hari Toilet Sedunia 2024, Youth Sanitation Concern (YSC) bersama Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) menggelar acara bertajuk "Musik Tepi Sungai" di tepi Sungai Way Belau, Kampung Gudang Agen, Kelurahan Pesawahan, Bandar Lampung, pada Sabtu (30/11).
Pembina YSC, Iffah Rachmi menyampaikan, kegiatan ini mengusung pendekatan sosial-budaya, acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi yang layak sebagai upaya menjaga kesehatan, martabat manusia, dan lingkungan.
“Krisis sanitasi adalah tantangan global yang membutuhkan perhatian serius. Di Indonesia, 70 persen sumber air tercemar oleh tinja manusia akibat pengelolaan limbah yang buruk,” ujar Iffah Rachmi.
“Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan bahwa seni dan edukasi dapat berjalan beriringan untuk mendorong perubahan positif di masyarakat,” tambahnya.
Ia mengatakan, tema hari toilet sedunia 2024, yaitu "Toilets: a Place for Peace", menjadi dasar pelaksanaan kegiatan ini.
Tema tersebut menyoroti pentingnya toilet yang aman dan terlindungi dalam menjaga kesehatan masyarakat, terutama di tengah ancaman konflik, bencana, dan perubahan iklim.
Iffah menegaskan bahwa sanitasi adalah hak asasi manusia yang sering diabaikan.
“Sanitasi adalah hak asasi manusia yang sering kali diabaikan. Dengan acara ini, kami ingin menegaskan bahwa layanan sanitasi yang baik tidak hanya melindungi kesehatan, tetapi juga martabat manusia, terutama perempuan dan anak-anak,” ujarnya
Irfan mengatakan, acara ini menggunakan konsep berbasis komunitas yang memadukan seni dan edukasi. Lokasi tepi sungai dipilih sebagai simbol pentingnya menjaga ekosistem perairan yang kerap tercemar oleh limbah manusia.
“Musik Tepi Sungai adalah ruang belajar bersama yang menyenangkan. Kami ingin masyarakat memahami bahwa sungai yang menjadi sumber kehidupan harus dilindungi dari pencemaran,” katanya.
Acara ini melibatkan anak-anak muda komunitas Gudang Agen sebagai agen perubahan yang aktif dalam proses kreatif, mulai dari menciptakan musik, drama, hingga instalasi seni bertema sanitasi dan lingkungan.
Melalui kegiatan ini, penyelenggara ingin mendorong komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-6, yaitu menyediakan akses air bersih dan sanitasi layak bagi semua pada 2030.
“Kami berharap acara ini menjadi inspirasi untuk aksi nyata dalam mengatasi krisis sanitasi di Lampung, bahkan Indonesia. Kolaborasi adalah kunci,” pungkasnya.
Dalam acara ini, masyarakat disuguhkan berbagai aktivitas menarik, antara lain:
1. Pertunjukan seni dan musik: Penampilan dari musisi lokal seperti Sindikat Sisa Semalam dan ATBJ, serta pembacaan puisi dan drama bertema lingkungan.
2. Talkshow edukatif: Diskusi bersama praktisi dan ahli mengenai dampak buruk sanitasi yang tidak memadai.
3. Pameran seni: Instalasi seni dan zine book karya pemuda Kampung Gudang Agen dan kolaborator.