ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkap fakta mengejutkan tentang urutan kota-kota besar di Indonesia. Ia mengatakan posisi Surabaya sebagai kota terbesar nomor dua di Indonesia sudah digeser oleh Bekasi, hal ini terlihat dari jumlah populasi penduduk di wilayah tersebut.
"Bicara kota besar, ini yang juga kadang-kadang luput dari perhatian masyarakat. Karena, dari sejak SD selalu kita diajarkan kota terbesar di Indonesia nomor satu Jakarta, kedua Surabaya, ketiga Medan, keempat Bandung, nomor lima Semarang, Makassar, dan seterusnya. Itu kita hapal terus kita pikir data itu nyambung. Ternyata kalau kita update, data berdasarkan kependudukan, berdasarkan Dukcapilnya, KTP-nya di mana, kota terbesar nomor satu itu tetap Jakarta. Masalahnya kota kedua itu sudah Bekasi, bukan lagi Surabaya, Surabaya itu nomor tiga," kata Bambang di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2024).
Setelah Surabaya di posisi ketiga, Bambang mengatakan bahwa kota terbesar nomor keempat di Indonesia masih Bandung. Tapi, posisi kelima kini bukan lagi Medan melainkan Depok. Medan berada di posisi keenam, sementara posisi ketujuh dipegang oleh Tangerang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku lupa urutan posisi kota kedelapan dan kesembilan terbesar di Indonesia, tapi Bambang mengingat bahwa kota terbesar kesepuluh di Indonesia adalah Tanggerang Selatan yang notabene baru dimekarkan pada 2006 dan menjadi daerah termuda di wilayah aglomerasi Jabodetabek. Bogor sendiri disebutnya sudah terlempar dari daftar 10 kota terbesar di Indonesia.
"Mohon maaf pak Wali (Bima Arya), Bogor keluar dari top ten nih," jelasnya.
Menurut Bambang, daftar terbaru tersebut menunjukkan fakta menarik. Ini berarti pola urbanisasi masyarakat Indonesia semakin besar. 60% penduduk Indonesia sudah tinggal di darah perkotaan, namun yang jadi persoalan adalah jumlah penduduk di Jakarta sebenarnya stagnan. Yang semakin naik adalah jumlah kota-kota satelit yang terletak di wilayah Jakarta.
Ia mengatakan bahwa situasi ini tidak sehat sebab disparitas jumlah penduduk alias ketimpangan antara masyarakat Indonesia sangat besar. Padahal, Indonesia adalah negara kepulauan di mana jarak antara wilayah terhitung sangat lebar.
"Jakarta seolah-olah stagnan 10 juta (penduduk), 10 juta. Tapi teman-teman yang di (sekitar) Jakarta ini yang nambahnya luar biasa. Jadi lima dari 10 kota terbesar di Indonesia itu ada di wilayah Jabodetabek. Dan menurut saya itu tidak sehat untuk negara sebesar Indonesia. Kalau itu terjadi di Thailand fine, Bangkok memang pusat segalanya. Terjadi di Inggris nggak masalah, London memang pusat segalanya, Tokyo juga begitu. Tapi coba bapak-ibu bayangkan bedanya, size-nya (ukuran) antara Jepang, Thailand, UK (Inggris) secara keseluruhan dan Indonesia," jelas dia.
(kil/kil)