ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kementerian Perdagangan China akan membatasi ekspor antimon dan unsur-unsur terkait sebagai bagian untuk menjaga keamanan nasional. Kebijakan tersebut merupakan kelanjutan dari kebijakan China untuk membatasi mineral penting di mana Negeri Tirai Bambu menjadi pemasok utamanya.
Dikutip dari CNN, Senin (18/8/2024), China menyumbang 48% produksi antimon global. Logam ini merupakan logam strategis yang digunakan untuk kepentingan militer seperti amunisi, rudal inframerah, senjata nuklir, kacamata untuk penglihatan malam, serta baterai dan peralatan fotovoltaik.
"Untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional, serta memenuhi kewajiban internasional seperti non-proliferasi," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian mengatakan pembatasan tersebut tidak ditujukan pada negara atau wilayah tertentu.
Pembatasan tersebut berlaku mulai mulai 15 September. Pembatasan ini berlaku untuk enam jenis produk terkait antimon, termasuk bijih antimon, logam antimon, dan antimon oksida. Aturan tersebut juga melarang ekspor teknologi peleburan dan pemisahan emas-antimon tanpa izin.
Kepala dan Ahli Strategi Pertambangan Hallgarten & Company di London, Christopher Ecclestone mengatakan, semua orang kini membutuhkan antimon untuk persenjataan. Menurutnya, langkah China ini akan memberikan tekanan untuk militer Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
"Semua orang membutuhkannya untuk persenjataan jadi lebih baik menyimpannya daripada menjualnya," katanya.
"Ini akan memberikan tekanan nyata pada militer AS dan Eropa," imbuhnya.
(acd/ara)