ARTICLE AD BOX
Direktur Treasury & International Banking BSI Firman Nugraha (berlaku efektif setelah lulus fit and proper OJK) (tengah) didampingi SVP Transaction Banking Wholesale BSI Fajar Ari Setiawan (kiri) dan Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo hadir dala(MI/Susanto)
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memproyeksikan perekonomian Indonesia tahun 2026 tetap tangguh dengan pertumbuhan sekitar 5,28%. Angka itu naik dari proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5,04%.
BSI menyebut pertumbuhan 2026 akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tetap menjadi kontributor utama PDB, penguatan investasi terutama PMDN, serta belanja fiskal yang masih ekspansif namun lebih prudent.
Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo menjelaskan, analisis outlook 2026 dibangun di atas delapan pilar utama. Pilar-pilar itu adalah normalisasi perdagangan global, realokasi aset ke emerging markets, menguatnya daya tarik rupiah, program prioritas pemerintah, efek Purbaya pada kebijakan ekonomi, daya tahan konsumsi, agenda hilirisasi, serta proyeksi indikator ekonomi utama.
"Kombinasi delapan faktor ini membuat Indonesia masuk ke 2026 dengan fondasi yang relatif kuat, meskipun lanskap global tetap penuh ketidakpastian," ujar Banjaran dalam acara BSI Sharia Economic Outlook 2026 di Jakarta, Kamis (4/12).
Sementara inflasi 2026 diperkirakan berada di kisaran 2,94%, tetap di dalam target, dengan risiko utama berasal dari volatile food akibat kondisi iklim. BI Rate diperkirakan dapat turun bertahap ke 4,25% di akhir 2026, seiring dengan pelonggaran global dan inflasi yang terjaga.
"Ruang pelonggaran moneter terbuka, tetapi tidak akan agresif. Stabilitas rupiah dan pengelolaan ekspektasi inflasi tetap menjadi fokus utama otoritas," tutur Banjaran.
Di sisi lain, tim ekonom BSI menilai stabilitas rupiah akan ditopang oleh tiga faktor, yaitu potensi rebound aliran modal asing, pengelolaan devisa melalui cadangan yang berada di kisaran US$150 miliar, serta optimalisasi instrumen SRBI dan pasar obligasi domestik. Yield SBN 10 tahun diproyeksikan rata-rata sekitar 6,49% pada 2026, tetap menarik bagi investor dengan risiko yang terukur.
Dari sisi produksi, Banjaran menekankan bahwa hilirisasi tetap menjadi salah satu mesin utama pertumbuhan jangka menengah. Proyeksi sektoral BSI menunjukkan percepatan di industri pengolahan, perdagangan, akomodasi & makan minum, transportasi, serta jasa informasi & komunikasi, yang seluruhnya tumbuh di atas rata-rata PDB pada 2026.
Tim ekonom BSI mencatat bahwa realisasi investasi triwulan III 2025 telah mencapai Rp491,4 triliun, tumbuh 13,9% (yoy), dengan PMDN Rp279,4 triliun dan PMA Rp212 triliun. Ke depan, hilirisasi dan pergeseran prioritas kebijakan diperkirakan akan menjadikan PMDN sebagai motor utama investasi, sementara PMA akan lebih selektif dan berfokus pada sektor bernilai tambah tinggi dan berorientasi ekspor.
Menurut Banjaran, 2026 juga akan ditandai oleh perluasan implementasi berbagai program pemerintah, mulai dari ekosistem makan bergizi gratis, penguatan kesehatan dan pendidikan, dukungan UMKM, hingga program pangan dan energi, yang diperkirakan mendorong permintaan domestik dan investasi di banyak sektor terkait, dari pertanian sampai logistik pangan.
Lebih lanjut, tim ekonom BSI mencatat ekonomi global pada 2026 diperkirakan tumbuh sekitar 3,2% berdasarkan proyeksi IMF. Kawasan ASEAN diproyeksikan menjadi salah satu blok dengan prospek paling menarik, seiring pergeseran pusat pertumbuhan ke Asia.
Di sisi lain, dunia masih menghadapi lima dinamika utama, yaitu risiko utang negara (sovereign debt risk), potensi asset bubble akibat valuasi pasar yang terlalu tinggi, perang dagang yang terus membayangi, pertumbuhan yang terfragmentasi, serta perubahan lanskap perdagangan akibat AI-driven productivity.
"Di tahun 2026, risiko utang dan asset bubble membuat investor lebih selektif, sementara AI perlahan mengubah struktur perdagangan dunia," jelas Banjaran.
Sejalan dengan tren inflasi global yang menurun, tim ekonom BSI memproyeksikan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sekitar 50 bps sepanjang 2026 ke kisaran 3,25%-3,50%, diikuti penurunan imbal hasil obligasi AS. Normalisasi ini membuka ruang bagi rotasi aset ke emerging markets termasuk Indonesia, di tengah kekhawatiran valuasi pasar yang terlalu mahal di negara maju. (Ifa/E-1)

3 days ago
3





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5384307/original/035211400_1760767453-Putri_Ariani.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379861/original/021840100_1760403754-image_2025-10-14_074049804.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385236/original/040525100_1760891904-WhatsApp_Image_2025-10-19_at_23.25.05.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3510110/original/001314400_1626236906-taeil-2.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383212/original/037461300_1760651751-WhatsApp_Image_2025-10-16_at_12.59.34.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378192/original/071718800_1760218953-AP25284771152200__1_.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381829/original/005725100_1760518725-zulfugar-karimov-B9klYJqQ4DU-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378723/original/058292000_1760316350-Genshin_Impact_update_6_1_01.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5379498/original/096397500_1760347998-Vivo_X300_01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4485191/original/038254900_1687957734-000_32FR73A.jpg)

