ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLDH) turut berpartisipasi aktif dalam gelaran Festival LIKE 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta Convention Center. Pada gelaran ini, BPLDH mensosialisasikan mengenai You(th) can CONECTS IT.
Direktur Utama BPLDH Joko Tri Haryanto menjelaskan bahwa program ini merupakan platform konektor anak muda yang hendak membuat gerakan lingkungan. Hal tersebut lantaran Ia melihat banyak anak muda yang membuat gerakan lingkungan, namun masih terpisah-pisah.
Joko menjelaskan BPLDH memiliki kapasitas dan fleksibilitas dalam mengelola sumber pendanaan. Ia menyebut BPLDH telah mengelola pendanaan baik dari internasional maupun domestik. Dana pengelolaan BPLDH ini mencapai hingga Rp 25 T.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami punya kapasitas, punya fleksibilitas, kita bisa mengelola semua sumber pendanaan, baik dari internasional, kita juga bisa mengkonekkan pendanaan domestik baik dari pemerintah maupun non pemerintah. Meskipun kami masih batita, tapi dana pengelolaan kami sudah hampir Rp 25 T," jelas Joko.
Lebih lanjut, Joko menyebut BPLDH turut dipercaya oleh presiden sebagai pengelola pariwisata baru di Indonesia. Ia mengaku BPLDH turut berperan memegang berbagai event bergengsi di Tanah Air.
"Kita baru ditunjuk presiden untuk mengelola Indonesia Quality Tourism Fun, itu satu model pengelolaan pariwisata baru di Indonesia. Pendekatanya bisa dari event, mulai event yang sifatnya tahunan seperti Moto Gp, event yg sifatnya nasional kaya Borobudur Marathon Run, kemudian Java Jazz. Itu dananya di BPLDH," ujarnya.
Tak hanya itu, dukungan BPLDH dalam memberikan layanan dana masyarakat juga diberikan dalam bentuk dana hibah. Direktur penyaluran dana BPLDH Damayanti Ratu Nanda menjelaskan dana hibah tersebut digunakan khususnya untuk kegiatan peduli lingkungan oleh kelompok tertentu.
"Jadi dananya, dana hibah, yang dapat diakses di layanannya BPLDH. Jadi ada satu layanan hibah untuk kegiatan kampanye pelatihan dan penanaman. Untuk kelompok-kelompok yang sudah terlihat peduli lingkungan, sekolah adiwiyata, pemenang Kalpataru, dan kelompok lingkungan yang sering ke KLHK untuk membicarakan lingkungan," ujar Damayanti beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Damayanti turut menjelaskan bentuk dana lainnya yang disediakan oleh BPLDH adalah pinjaman lunak. Dana ini diperuntukkan kepada masyarakat yang memiliki usaha namun membutuhkan dana.
"Jadi buat teman-teman yang sudah berusaha, usaha maggot, usaha bank sampah, ini ada pembiayaan tapi bergulir, pinjaman lunak yang harus dikembalikan," ucap Damayanti.
Damayanti menyebut kedua dana tersebut hanya diperuntukkan kepada usaha masyarakat yang bersifat per-orangan ataupun kelompok. Lebih lanjut, Damayanti mengatakan usaha tersebut juga wajib terdaftar pada sistem KLHK.
"UMKM itu bisa, yang tidak bisa itu perusahaan besar, karena maksimum pembiayaan untuk kelompok usaha UMKM maxium Rp 500 juta. Untuk per orangan, tidak lebih dari Rp 50 juta bentuknya pinjaman lunak," jelas Damayanti.
"Itu memang kelompok yang di recognize oleh KLHK. Jadi kami hanya memberikan ke kelompok-kelompok yang di recognize oleh KLHK," pungkasnya.
(prf/ega)