ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Botox dan dermal filler merupakan perawatan kosmetik minimal invasif yang diberikan melalui suntikan. Namun, keduanya berbeda karena botox umumnya 'membekukan' otot sementara filler menambah volume di wajah yang sudah mulai mengendur.
Botox mengandung bakteri murni yang membekukan otot. Karenanya, botox meminimalisir munculnya garis-garis dan kerutan yang disebabkan ekspresi wajah.
Sementara filler mengandung bahan-bahan yang menambah kekenyalan pada area wajah saat mulai menipis akibat aging atau penuaan. Penipisan ini umum terjadi di pipi, bibir, dan sekitar mulut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Botox bekerja dengan memblokir sinyal saraf di otot-otot tempat suntikan. Ketika sinyal saraf tersebut terputus, otot yang terpengaruh akan lumpuh sementara atau membeku. Tanpa gerakan otot-otot tertentu di wajah, kerutan tertentu dapat dilunakkan, dikurangi, atau bahkan dihilangkan.
Botox dan perawatan lain yang dibuat dengan toksin botulinum terkadang disebut neuromodulator atau neurotoksin.
Apa yang dapat diperbaiki botox?
Dikutip dari Mayo Clinic, botox hanya bekerja pada kerutan yang disebabkan oleh gerakan otot. Ini dikenal sebagai kerutan dinamis, dan sering disebut garis ekspresi.
Kerutan dinamis paling umum yang dapat diatasi botox adalah garis-garis pada wajah bagian atas, seperti angka '11' di antara alis, garis horizontal di dahi, dan kerutan di sekitar mata. Garis-garis ini disebabkan oleh kebiasaan tersenyum, cemberut, menyipitkan mata, dan ekspresi wajah lain.
Botox tidak akan bekerja pada garis-garis halus dan kerutan yang disebabkan oleh kendur atau hilangnya kekenyalan di wajah. Ini dikenal sebagai kerutan statis. Kerutan statis meliputi garis-garis di pipi, leher, dan area rahang.
Botox bukanlah perawatan permanen. Perawatan berulang diperlukan untuk efek pengurangan kerutan yang berkelanjutan. Kebanyakan orang merasa bahwa efek relaksasi otot dari botox hanya bertahan selama 3 hingga 4 bulan.
Efek samping botox
- kelopak mata atau alis terkulai jika disuntikkan di dekat mata
- kelemahan atau kelumpuhan otot di dekatnya
- gatal-gatal, ruam, atau gatal
- nyeri, pendarahan, memar, pembengkakan, mati rasa, atau kemerahan
- sakit kepala
- mulut kering
- gejala seperti flu
- mual
- kesulitan menelan, berbicara, atau bernapas
- masalah kandung empedu
- penglihatan kabur atau masalah penglihatan
Filler
Sementara filler yang terkadang disebut pengisi jaringan lunak, adalah zat yang dirancang untuk disuntikkan di bawah permukaan kulit demi menambah volume dan kekenyalan kulit.
Zat yang digunakan dalam filler meliputi:
- Kalsium hidroksilapatit, yang merupakan senyawa mirip mineral yang ditemukan di tulang.
- Asam hialuronat, yang ditemukan dalam beberapa cairan dan jaringan dalam tubuh yang menambah kekenyalan pada kulit.
- Polialkilimid, gel transparan yang kompatibel dengan tubuh.
- Asam polilaktat, yang merangsang kulit untuk membuat lebih banyak kolagen. Mikrosfer polimetil-metakrilat (PMMA), filler semipermanen.
Waktu yang dibutuhkan untuk bekerja, serta berapa lama pengisi bertahan, juga bervariasi. Beberapa filler bertahan selama 6 bulan, sementara yang lain bertahan hingga 2 tahun atau lebih.
Apa yang dapat diperbaiki oleh filler?
Berbagai jenis filler dermal bisa mengatasi berbagai tanda penuaan. Bergantung pada filler yang dipilih, seperti berikut:
- mengencangkan bibir yang menipis
- meningkatkan atau mengisi area yang dangkal pada wajah
- mengurangi atau menghilangkan bayangan atau kerutan di bawah mata yang disebabkan oleh kelopak mata bawah
- mengisi atau melembutkan tampilan bekas luka yang tersembunyi
- mengisi atau melembutkan kerutan statis, terutama pada wajah bagian bawah
Kerutan statis meliputi kerutan di sekitar mulut dan sepanjang pipi. Kerutan ini biasanya merupakan akibat dari hilangnya kolagen dan elastisitas pada kulit.
Simak Video "Botox Bisa Atasi Garis Senyum?"
[Gambas:Video 20detik]