Analisis Badan Geologi soal Potensi Megathrust di Indonesia

3 weeks ago 20
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Bandung -

BMKG menyebut megathrust Nankai yang menjadi sumber gempa berkekuatan magnitudo 7,1 di Jepang mirip dengan dua megathrust yang ada di Indonesia. Kepala Tim Geologi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Geologi Agus Budianto memberikan pandangan.

Agus Budianto mengatakan potensi gempa megathrust bisa terjadi di hampir seluruh belahan dunia. Namun, yang pasti, Agus menyebut tidak ada yang bisa memprediksi gempa itu terjadi.

"Dari tinjauan geologi kita, bahwa bumi jelas adalah di antara subduksi beberapa lempeng yang bertemu itu, pasti ada pelepasan energi yang tiba-tiba. Terus kapan dan berapa besar?" kata Agus saat diwawancarai di kantor Badan Geologi Bandung, dilansir detikJabar, Rabu (14/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu mungkin bisa dihitung semuanya. Dan informasi yang terkait megathrust, itu sebenarnya wajar dikeluarkan semua dan mungkin terjadi di sini (Indonesia) dan seluruh dunia," sambungnya.

Agus tidak menyoroti soal potensi dari besarnya guncangan gempa megathrust. Yang terpenting, menurutnya, bagaimana masyarakat dan pemerintah menyikapi potensi terjadinya megathrust tersebut.

"Persoalannya bagaimana kita menyikapi informasi itu jika kita tidak bisa memprediksi waktu dan berapa besarnya," tegasnya.

Untuk memitigasi adanya potensi gempa bumi, Agus menyebut, Badan Geologi telah membuat peta kawasan rawan bencana gempa bumi yang di dalamnya terdapat nilai percepatan pergerakan tanah dan dikonversi ke besaran guncangan, yaitu MMI dengan skalanya 1-12.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap megathrust Nankai saat ini sama persis yang dirasakan dan dialami oleh ilmuwan Indonesia. Dia mengatakan ada dua zona megathrust di wilayah Indonesia.

"Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap megathrust Nankai saat ini sama persis yang dirasakan dan dialami oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap 'seismic gap' megathrust Selat Sunda (M 8,7) dan megathrust Mentawai-Suberut (M 8,9). Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Rabu (14/8/2024).

Daryono mengatakan BMKG sudah menyiapkan system monitoring, processing, dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat sebagai langkah antisipasi dan mitigasi. Dia menjelaskan upaya edukasi yang dilakukan BMKG.

"BMKG selama ini memberikan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi, berbasis pemodelan tsunami kepada pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, industri pantai, dan infrastruktur kritis (pelabuhan dan bandara pantai) yang dikemas dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS) dan Pembentukan Masyarakat Siaga tsunami (Tsunami Ready Community)," ucapnya.

Baca selengkapnya di sini dan di sini

(idh/imk)

Read Entire Article