Amikom Tawarkan Pendampingan Hukum untuk Keluarga Rheza Sendy Pratama

1 day ago 1
ARTICLE AD BOX
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

WAKIL Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Akademi Manajemen Informatika dan Komputer atau Amikom Yogyakarta Achmad Fauzi menawarkan bantuan pendampingan hukum untuk keluarga Rheza Sendy Pratama, mahasiswa yang diduga menjadi korban kekerasan polisi dalam demonstrasi pada Ahad, 31 Agustus 2025.

Menurut Achmad pihak kampus telah meminta Polda Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjelaskan kronologi detail peristiwa kekerasan yang menimpa Rheza. Kampus, kata dia siap memberikan pendampingan hukum terhadap keluarga Rheza bila diperlukan.

Achmad telah menawarkan pendampingan hukum dari kampus. Tapi, Yoyon menyatakan tidak akan menuntut siapapun dengan menandatangani surat bermaterai di hadapan aparat Polda dan perangkat desa. Pendampingan hukum itu tegantung permintaan keluarga. “Ayah Rheza menerima peristiwa itu sebagai musibah dan takdir. Tidak menuntut siapapun,” kata Achmad dihubungi, Kamis, 4 September 2025.

Ihwal aktivitas Rheza di kampus, Achmad mengatakan dia tidak aktif dalam kegiatan organisasi kampus. Rheza selama ini seperti mahasiswa pada umumnya, ia menjalani kuliah semester lima. “Rheza bukan aktivis kampus,” kata Achmad.

Ketua BEM Amikom Alvito Apriansyah mengatakan hal serupa. Rheza tidak bergabung dengan BEM dan tidak terlibat dalam organisasi mahasiswa lainnya. Alvito menyebutkan Rheza ikut demonstrasi atas inisiatif pribadi karena BEM Amikom tidak terlibat dalam aksi tersebut.

Yoyon Surono, ayah Rheza mengatakan sehari sebelum tewas, Rheza berpamitan untuk minum kopi bersama temannya. Ia mengungkapkan kondisi tubuh anaknya penuh luka memar. “Leher belakang seperti patah sehingga harus diluruskan, pelipis dahi luka bocor, banyak bekas jejak sepatu-sepatu PDL di dada dan perut, dan seperti bekas memar sabetan di badannya,” kata Yoyon terisak.

Tewasnya mahasiswa Amikom Yogyakarta Rheza Sendy Pratama yang diduga korban kekerasan polisi dalam demonstrasi pada Ahad, 31 Agustus 2025 menarik perhatian berbagai kalangan.

Ada juga video yang menunjukkan Rheza sedang mengendarai sepeda motor jenis trail, berboncengan dengan temannya dalam kecepatan tinggi di kawasan Ring Road Utara, depan markas Polda. Mereka hendak menembus barikade polisi yang bersiaga. Rheza terjatuh bersama sepeda motor itu ketika aparat menembakkan gas air mata saat berbalik arah. Rezha tergeletak dan didatangi polisi. Sedangkan, teman yang dia bonceng lari dan dikejar polisi.

Rheza tewas pada Ahad pagi 31 Agustus 2025 saat dibawa aparat kepolisan ke RSUP Dr. Sardjito. Keluarganya menolak proses autopsi dan langsung menguburkannya pada hari yang sama. Beredar kabar bahwa polisi menekan pihak orang tua Rheza untuk membuat surat pernyataan yang isinya tak akan menuntut penyelidikan dan autopsi.

Kepala Polda DIY Inspektur Jenderal Anggoro Sukartono membantah polisi menekan keluarga Rheza untuk menandatangani surat pernyataan “Saya belum mendengar soal itu. Siapa yang membuat pernyataan?” kata Anggoro usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Komplek Kepatihan, Selasa, 2 September 2025.

Anggoro menyatakan Polda telah meminta autopsi, tapi keluarga menolak. Dia mengklaim saat Rheza terkapar di tengah bentrokan, anggotanya mengevakuasi dia dengan membawanya masuk ke dalam Markas Polda DIY karena kondisinya lemah. Dokter kepolisian kemudian menanganinya.

Tim medis kepolisian kemudian membawa Rheza ke RSUP dr Sardjito. Dalam situasi ricuh, aparat, kata Anggoro setidaknya menangkap enam demonstran, satu di antaranya adalah Rheza.

Meski ada korban tewas dalam bentrokan itu, Anggoro berkukuh Polda DIY tidak pernah menginstruksikan adanya kekerasan dalam menghadapi massa aksi. “Tidak ada instruksi untuk melakukan atau menghalau (demonstran) dengan keras. Yang dibicarakan ada, tidak ada instruksi itu,” kata dia.

Pribadi Wicaksono berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Polda DIY Periksa 10 Saksi Dalam Kasus Tewasnya Mahasiswa Amikom

Read Entire Article