Alasan Dokter PPDS Bertahan Meski Hadapi Bullying sampai Harus ke Psikiater

2 weeks ago 21
ARTICLE AD BOX
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

*CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi siapapun untuk bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera mencari bantuan dengan menghubungi psikolog atau psikiater terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda peringatan bunuh diri, segera hubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes 021-500-454.*

Kasus perundungan di kalangan dokter telah menjadi perhatian berbagai pihak. Tindakan bullying disebut-sebut sudah terjadi selama berpuluh-puluh tahun.

Adanya 'tradisi' perundungan yang terjadi di dunia kedokteran tak hanya menyebabkan kerugian fisik, tetapi juga mental dan finansial bagi peserta didik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

G, salah satu residen (calon dokter spesialis) di sebuah perguruan tinggi luar pulau Jawa mengaku bullying yang dialami membuatnya sampai berobat ke psikiater karena sudah mengeluhkan gejala halusinasi. Dirinya juga harus rutin minum obat selama tiga bulan.

Meski sulit, G memilih tetap untuk bertahan. Hal ini dikarenakan proses masuk perguruan tinggi yang ditempuhnya saat ini terbilang sulit, ia hanya bisa berharap biaya yang dikeluarkan di masa PPDS sepadan dengan hasil akhir di waktu dirinya berpraktik.

"Toh dengan asumsi hanya 3,5-4 tahun saja. Dengan harapan setelah itu mungkin bisa balik modal," sebutnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin sempat menduga kasus bullying di ranah kedokteran banyak memicu korban jiwa, hanya saja banyak yang ditutupi. Terlebih, Menkes menyebut banyak mahasiswa PPDS yang ingin melakukan bunuh diri.

"Bahkan korban jiwa tidak hanya hari ini saja biasanya ditutup-tutupi, baru kali ini saja ini terbuka. Dan kita akan beresin ini secepat mungkin," imbuhnya kepada wartawan di Istana Wakil Presiden, Kamis (15/8/2024).


(suc/up)

Read Entire Article