ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Salah satu kendala pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) naik kelas adalah pembiayaan. Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dinilai dapat mempermudah UMKM mendapatkan permodalan dari perbankan.
Co-Founder dan CEO ESB, Gunawan Woen mengatakan pelaku UMKM, khususnya di bidang makanan dan minuman termasuk usaha yang belum tersentuh layanan bank. Artinya, banyak bank yang enggan memberikan permodalan kredit kepada UMKM.
"Jadi gini, memang kan selama ini bank berjalan dengan cara credit scoring yang kita sebut konvensional, dan itu sebabnya kenapa udah bisnisnya nggak bankable. Terus UMKM mau dapet kredit yang layak susah. Jadi, kami memberikan visibilitas transaksi dan cashflow. AI di mana bisa menurunkan risiko untuk pinjaman sehingga kami memberikan kesempatan institusi keuangan untuk masuk ke industri ini," kata Gunawan di Kantor AC Ventures, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AI berperan penting dalam UMKM mengumpulkan syarat-syarat maupun data-data yang dibutuhkan untuk memperoleh kredit dari bank. Pihaknya telah menyediakan sistem yang dapat memperbarui sumber-sumber data secara real time.
"Jadi yang ada adalah biarlah kita, karena kita yang implement software-nya. Jadi kita juga yang mendapatkan sumber-sumber data yang kita pakai sebagai alternatif credit scoring, dan sepanjang UMKM ini menjalankan bisnisnya, secara otomatis kita bisa support. Justru disini AI berperan penting banget, karena kalau nggak ada AI, it's impossible. Impossible buat gimana caranya financial institution bisa dapet scoring berjalan," jelasnya.
Dengan data diperbarui inilah, Gunawan menilai perbankan dapat melihat pertumbuhan bisnis dari UMKM. Dengan begitu, UMKM mendapatkan pendanaan dengan mudah.
"Per hari ini score saya berapa, bisa aja besok score saya berubah lagi, dan itu menentukan apakah bank nyaman untuk memberikan pinjaman atau nggak, dan semua ini, this can all be done if AI works. Kalau nggak, nggak mungkin bisa ada data intern yang bisa dipakai sama bank," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi dan Financial Technology Kadin Indonesia, Pandu Sjahrir menilai AI dapat melihat pertumbuhan usaha pelaku UMKM. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat melihat data-data yang mendukung perolehan pembiayaan.
"Pada dasarnya, UMKM dapat mengetahui bagaimana mereka berperan dan beroperasi. Dengan menggunakan AI, UMKM dapat mendapatkan skor kredit. Dari situlah bagaimana UMKM mendapatkan pinjaman. Dengan kemudahan pinjaman ini semoga dapat efektif dan membantu bisnis-bisnisnya," katanya.
(ara/ara)