ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Di masa lampau, rempah menjadi benda yang paling berharga hingga diperebutkan. Bahkan percobaan untuk menguasai biji pala sampai mencatatkan sejarah kelam.
Salah satu alasan kolonial datang menguasai Indonesia adalah kekayaan rempahnya. Mengingat Indonesia berada di jalur perdagangan Internasional yang strategis dengan kekayaan rempahnya yang melimpah ruah.
Ternyata upaya penguasaan rempah tidak hanya terjadi di Nusantara saja. Banyak catatan sejarah yang menemukan perjalanan tragis dari upaya menguasai biji pala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan rempah ini disebut sebagai rempah yang paling tragis sepanjang sejarah umat manusia. Banyak korban yang dipenjara, sakit keras, hingga meninggal dunia gegara biji pala.
Baca juga: Pelanggan Bawa Makanan dari Luar Kedai, Pemiliknya Marah
Berikut ini 5 catatan sejarah kelam biji pala yang dirangkum melalui beberapa sumber:
Biji pala pernah menjadi komoditas yang laku keras di tanah Arab. Foto: Istimewa
1. Komoditas di Tanah Arab
Mengutip The Spice House, sejak abad ke-6 para pedagang di tanah Arab telah mendistribusikan biji pala untuk negara tetangganya. Pendistribusian ini juga membawa biji pala akhirnya tiba di Konstantinopel (kini menjadi Turki) dan semakin digemari orang-orang Arab.
Sayangnya ketika biji pala mulai populer banyak misinformasi yang beredar sehingga harganya tiba-tiba melambung tinggi. Seketika biji pala hanya bisa dinikmati oleh para elit dan bangsawan Eropa masa itu.
Ditandai dengan masuknya biji pala ke negara-negara Eropa pada abad ke-12 dengan harga tinggi. Ternyata ciri khas aroma dan rasanya membuat banyak orang Eropa tergila-gila.
2. Ditemukan Portugis di Pulau Banda
Sekitar tahun 1512 penjelajah dari Portugis menemukan angin segar untuk pasokan biji pala mereka. Penjelajah yang berlabuh di Pulau Banda menemukan sumber biji pala lain selain dari tanah Arab.
Kesempatan ini dimanfaatkan untuk menimbun mulai dari bunga pala hingga biji pala yang merupakan komoditas mahal di Eropa. Selain itu penjelajah Portugis juga menemukan cengkeh yang diprediksi menjadi komoditas bernilai tinggi selanjutnya.
Tetapi penguasan ini tak bertahan lama hingga akhirnya pemerintah Belanda datang ke pulau Banda. Vereenigde Oost Indische (VOC) mulai mengambil alih kekuasaan atas biji pala di Pulau Banda kecuali pulau Rhun.
Perjalanan biji pala lainnya ada di halaman berikutnya.
Simak Video "Jelajah Kuliner Tradisional di Tanah Lot Festival"
[Gambas:Video 20detik]